"Pendirian sekolah darurat ini untuk memenuhi hak belajar para pelajar korban bencana yang sekolahnya rusak akibat diguncang gempa, salah satunya di Desa Obel-Obel, Kecamatan Sambelia, Kabupaten Lombok Timur," kata Kepala Divisi Penanggulangan Bencana Markas Pusat PMI Arifin M Hadi melalui sambungan teleponnya dari Sukabumi, Kamis.
Menurutnya, di Kabupaten Lombok Timur dan Utara banyak sekolah yang rusak, bahkan ambruk diguncang gempa. Sehingga beberapa hari pascabencana tersebut perlu penanggulangan, khususnya terkait dengan sarana belajar anak.
Di Lombok Timur, kata dia, dilaporkan kondisinya cukup parah, hampir semua bangunan ambruk atau rata dengan tanah, termasuk fasilitas belajar sekolah di daerah tersebut.
Karena itu, PMI kini sedang mengupayakan membantu pendirian sekolah darurat untuk memenuhi kebutuhan hak anak belajar yang terdampak bencana gempa ini.
"Ruang kelas darurat sangat dibutuhkan untuk kegiatan belajar mengajar, agar anak korban gempa di daerah ini kembali belajar meskipun hanya belajar di dalam tenda," tambahnya.
Arifin mengatakan sambil menunggu proses pembangunan sekolah yang permanen di fase rehabilitasi dan rekontruksi, anak-anak tidak mungkin diliburkan dalam tempo yang lama karena hak untuk mendapatkan pembelajaran tetap harus dipikirkan.
"Di Lombok Timur ini PMI melalui dukungan Palang Merah Korea Selatan berencana membangun fasilitas sekolah dan masjid tahan gempa," katanya.
Baca juga: PMI kirim tangki air untuk pengungsi Lombok
Baca juga: PMI pastikan persediaan darah untuk NTB tercukupi
Pewarta: Aditia Aulia Rohman
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018