Denpasar (ANTARA News) - Tim pusat segera mengadakan pertemuan dengan jajaran instansi terkait di Bali dalam menangani flu burung (AI), supaya kasus itu tidak merebak lebih luas. "Tim pusat datang ke Bali, 16 Agustus mendatang, guna membahas berbagai hal yang harus dikerjakan untuk mengamankan Bali dari serangan virus unggas ke manusia," kata Gubernur Bali Drs Dewa Beratha di Denpasar Selasa. Ia mengatakan, Bali dalam mengantisipasi flu burung sejak dua tahun silam melakukan berbagai upaya yang maksimal, termasuk menyiapkan ruang perawatan khusus di RSUP Sanglah Denpasar. "Ruangan yang terisolir itu juga dilengkapi dengan sarana, prasarana yang memadai, di samping dokter ahli yang merawat pasien flu burung," ujar Gubernur Beratha. Gubernur Beratha mengaku, meskipun upaya yang maksimal telah dilakukan, namun kecolongan dengan adanya korban yang meninggal akibat flu burung. "Sambil menunggu tim dari pusat, kami telah bekerja maksimal agar kasus di Bali barat itu tidak menyebar lebih luas," ujar Gubernur Beratha. Dinas Peternakan Propinsi Bali bekerjasama dengan Pemkab Jembrana atas kesepakatan masyarakat memusnahkan seluruh jenis unggas dalam radius satu kilometer dari tempat tinggal Ni Luh Putu Sri Windiani (29), yang meninggal akibat terinfeksi flu burung. Sementara Kepala Sub Bina Kesehatan Hewan Dinas Peternakan Propinsi Bali, Ir Ketut Suarda menambahkan, dalam radius satu kilometer dari Dusun Dangin Tukad Aya, dan sekitarnya di Kabupaten Jembrana, 85 km barat Denpasar itu nantinya betul-betul bersih dari unggas. Dalam dua hari telah dimusnahkan 538 ekor berbagai jenis unggas, dan petugas masih terus melakukan upaya pemusnahan unggas yang masih berkeliaran, meskipun harus bekerja keras untuk menangkapnya, termasuk menggunakan senapan angin. Gubernur Beratha menjelaskan, meskipun pemusnahan unggas masyarakat itu belum tersedia alokasi dana, namun hal itu tidak akan merugikan masyarakat pemilik unggas.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007