Jakarta (ANTARA News) - PT Garuda Indonesia (Garuda) dilaporkan sedang bersiap membidik potensi angkutan kargo domestik dan ekspor/impor untuk membantu mendongkrak pendapatan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) penerbangan tersebut dari sisi angkutan non-penumpang. "Kargo kita sedang ditata. Sebuah `freighter` B 737 series sedang dinegosiasikan untuk disewa. Rencana akhir tahun ini, sudah beroperasi," kata Direktur Utama (Dirut) Garuda, Emirsyah Satar, menjawab pers di sela Diskusi Meja Bundar tentang Keselamatan Penerbangan di Jakarta, Selasa. Menurut Emir, kecenderungan perusahaan penerbangan global, khususnya di Asia Pasifik, pendapatan dari sektor kargo rata-rata mencapai 15 persen, sedangkan Garuda sendiri masih di bawah 10 persen. "Tahap pertama, Garuda akan fokus kargo untuk domestik saja. Baru setelah itu, untuk ekspor dan regional," kata Emirsyah. Meski begitu, kata Emirsyah, Garuda selama ini telah berperan mengangkut kargo untuk ekspor komoditas tertentu seperti ikan tuna ke Jepang. "Jumlah tonasenya, saya tidak ingat. Yang jelas, kami layani setiap hari ke Jepang," kata Emirsyah Satar. Emirsyah menegaskan, bisnis angkutan kargo udara layak diperhitungkan, khususnya untuk menghadapi liberalisasi kargo udara di ASEAN mulai 2010. Namun, Emirsyah tidak merinci berapa kontribusi angkutan kargo terhadap pendapatan BUMN penerbangan itu per tahun yang mencapai sekitar Rp10-12 triliun. Rencana Garuda mengoperasikan jenis pesawat kargo khusus (freighter) sebenarnya sudah seringkali diwacanakan oleh jajaran direksi Garuda dalam beberapa tahun terakhir, tetapi realisasinya nihil. Tidak hanya Garuda, sebelumnya maskapai penerbangan swasta nasional, AdamAir juga menegaskan komitmennya pada akhir tahun ini mampu memasuki angkutan kargo komoditas pertanian. "Kita siap mendukung potensi kargo komoditas pertanian ini, tidak hanya angkutan untuk ekspor, tetapi juga antar daerah. Pergerakannya mencapai 500 ton per hari," kata Direktur Komersial AdamAir, Yundi Suherman sebelumnya. Selain Garuda dan AdamAir, maskapai penerbangan swasta lainnya yang serius membidik kargo sudah beroperasi yakni Megantara Air. Presiden Direktur Megantara Air, Sofyan Danu Siswantoro, sebelumnya mengakui bahwa pihaknya siap menggandeng maskapai asing untuk menjadikan Jakarta sebagai bandara pengumpul angkutan kargo. Megantara Air sendiri mulai mengudara sejak 8 Mei 2007 dengan menggunakan pesawat jenis B-737 200 dan melayani rute kargo Jakarta-Singapura lima kali seminggu. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007