Kombinasi ketakutan penularan dari Turki dan kemungkinan pelambatan China telah mengganggu pasar di seluruh dunia...
New York (ANTARA News) - Ekuitas di seluruh dunia melemah pada akhir perdagangan Rabu (15/8) dipimpin oleh pasar saham negara-negara berkembang atau "emerging markets", dan komoditas-komoditas jatuh karena investor mencari aset-aset yang aman di tengah kekhawatiran tentang China dan Turki.
Reuters melaporkan, minyak dan logam berjangka turun tajam serta dolar AS turun tipis setelah mencapai tingkat tertinggi dalam 13 bulan pada hari sebelumnya.
Sementara kekhawatiran krisis di Turki masih membayangi, China masuk dalam fokus tajam saat yuan merosot hampir 0,8 persen menjadi 6,9514 per dolar AS, tingkat terlemahnya sejak Januari 2017.
Di atas data ekonomi China yang mengecewakan pada awal pekan, perusahaan teknologi Tencent Holdings Ltd melaporkan untuk pertama kali keuntungan kuartalannya jatuh dalam hampir 13 tahun karena lemahnya pendapatan game.
Indeks ekuitas MSCI negara-negara berkembang turun 1,8 persen setelah turun lebih dari 20 persen dari tertinggi harian Januari di awal perdagangan. Mata uang Amerika Latin juga meluncur turun.
"Kombinasi ketakutan penularan dari Turki dan kemungkinan pelambatan China telah mengganggu pasar di seluruh dunia. Ini melebihi penghindaran risiko perdagangan," kata JJ Kinaan, kepala analis pasar di TD Ameritrade di Chicago.
Mata uang lira Turki naik untuk hari kedua terhadap dolar AS, menguat sekitar tujuh persen pada Rabu (15/8), setelah pihak berwenang mengambil tindakan terhadap investor yang bertujuan untuk menopang mata uang.
Sedangkan Euro kembali menguat setelah diberitakan bahwa Qatar berjanji akan berinvestasi sebesar 15 miliar dolar AS di Turki, mengurangi kecemasan tentang eksposur bank-bank Eropa ke Turki.
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2018