Jakarta (ANTARA News) - Peristiwa bersejarah terjadi di panggung bola basket putri Asian Games 2018, kala dua Korea bersatu membentuk satu tim dan berkompetisi di sana.
Laga kontra tuan rumah, Indonesia, untuk penyisihan Grup X Asian Games 2018 menjadi penanda momen bersejarah tersebut bagi kedua Korea bersaudara.
Sekira 100 orang yang mengenakan kaus putih bersematkan peta Korea berwarna biru, mengisi salah satu tribun penonton di Hall Basket Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Rabu petang, demi menjadi bagian dari momen bersejarah tersebut.
Boleh jadi karena Korea unggul 58-20 atas Indonesia hingga pertengahan pertandingan, namun nyatanya ratusan orang berkaus peta Korea --yang juga dijadikan bendera kontingen Uni Korea di Asian Games 2018-- mampu mengeluarkan suara yang lebih riuh dibandingkan pendukung tim basket putri tuan rumah, yang sebetulnya juga tidak terlalu ramai.
Kehadiran tim basket putri Korea dan para pendukungnya seolah menahbiskan bahwa olahraga bukan hanya soal kompetisi menang dan kalah atau sportivitas semata, tapi bisa lebih dari itu, persatuan dan perdamaian misalnya.
Tentu saja, sportivitas juga diperlihatkan oleh para pendukung berseragam Korea tersebut, bahkan ketika center Indonesia Gabriel Sophia mendapatkan kesempatan dua lemparan bebas dan mencetak angka dari itu, mereka tak sungkan turut memberikan tepukan tangan.
Baca juga: 300 penonton akan dukung penyatuan Korea
Rencananya, selain basket putri Korea juga akan berkompetisi sebagai satu tim dalam cabang olahraga perahu naga dan dayung.
Tim basket putri Korea, berkomposisikan tiga pemain asal Korea Utara yakni Kim Hye-yon, Jang Mi-gyong dan Ro Suk-yong, dan sisanya sembilan pemain Korea Selatan.
Selain Indonesia, di Grup X, Korea tergabung juga dengan Chinese Taipei, India dan Kazakhstan.
Baca juga: Tim bola basket putri Indonesia intip peluang menang atas Korea
Baca juga: Tim basket muda Jepang bekap Hong Kong 121-44
Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2018