Abuja (ANTARA News) - Polisi Nigeria pada Selasa menahan seorang wartawan, yang menolak mengungkapkan sumber tulisan tentang surat rahasia dari kepala pasukan tersebut, kata koran wartawan itu, saat badan keamanan Nigeria mendapat tekanan untuk perubahan.
Berita itu mengungkapkan surat dari Inspektur Jenderal Ibrahim Idris kepada pelaksana tugas presiden Yemi Osinbajo, kata "Premium Times". Media lain juga meliput surat tersebut.
Pemerintahan Presiden Muhammadu Buhari sering dikecam karena membatasi kebebasan pers dan dinas keamanan sering menahan wartawan, demikian Reuters melaporkan.
Nigeria berada di peringkat 119 dari 180 negara di Indeks Kebebasan Pers Dunia Wartawan Tanpa Perbatasan.
Telepon wartawan Samuel Ogundipe dimatikan ketika Reuters mencoba menghubunginya. Polisi Nigeria tak menjawab telepon dan pesan meminta tanggapan.
"Premium Times" menyatakan pemimpin redaksi dan wartawan lainnya juga ditahan tapi dibebaskan sesudah beberapa jam. Saat di tahanan, mereka mendengar polisi meminta Ogundipe mengungkapkan sumber surat tersebut, kata surat kabar itu.
Wartawan lain, Jones Abiri, ditahan dinas keamanan negara sejak Juli 2016, tampil di pengadilan baru tahun ini sesudah dua tahun ditahan tanpa pengadilan atau kunjungan keluarga.
Kepala dinas keamanan negara Nigeria, Lawal Daura, dipecat Osinbajo pada pekan lalu sesudah petugasnya mencegah anggota parlemen memasuki parlemen, yang dilihat oposisi sebagai upaya menekan pemimpinnya.
Baca juga: Seorang wartawan Meksiko dibunuh jelang pemilu
Ogundipe dilaporkan di "Premium Times" bahwa Idris menulis surat kepada Osinbajo -wakil presiden Nigeria, yang bertanggung jawab saat Buhari cuti dua pekan- mengatakan penyelidikan menyimpulkan bahwa Daura berada di belakang pencegahan itu.
Kepolisian juga dirusak masalah baru-baru ini.
Osinbajo pada Selasa juga memerintahkan perombakan satuan khusus bermasalah menyusul tuduhan pelanggaran berulang terhadap hak asasi manusia.
Penerjemah: Boyke Soekapdjo
Pewarta: Antara
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2018