Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengecek kerusakan bangunan sekolah di Pulau Lombok setelah bagian-bagian dari wilayah itu porak-poranda akibat gempa 6,4 Skala Richter pada 29 Juli dan 7 Skala Richter pada 5 Agustus.

Pada Senin (13/8), ia mendatangi SD Negeri 5 Pohgading, SD Negeri 4 Pohgading, dan TK Aisyiyah Muhammadiyah Pohgading di Kecamatan Pringgabaya di Lombok Timur, memeriksa bangunan sekolah yang rusak akibat gempa.

Ia juga menyusuri pesisir timur Pulau Lombok dan mengecek kondisi SMP Negeri 2 Sambelia, SD Negeri 3 Obel-obel, dan SD Negeri 2 Obel-obel di Kecamatan Sambelia, Lombok Timur.

Muhadjir minta bangunan sekolah yang dia datangi di Lombok Timur segera dirobohkan dan dibangun kembali dengan konstruksi yang tahan gempa. Guna memastikan kegiatan belajar mengajar bisa tetap berlangsung, ia meminta tenda-tenda sekolah darurat segera didirikan di sana.

Pada Selasa (14/8), Muhadjir mendatangi TK Pertiwi Monjok di Kota Mataram serta Yayasan Pendidikan Islam Al -Aziziyah dan Ad Diinul Qayyim di Lombok Barat, yang bangunannya juga rusak akibat gempa.

Dari sana, ia melanjutkan perjalanan ke Lombok Utara, mengunjungi SMP Negeri 2 Tanjung dan SLB Negeri Lombok Utara di Kecamatan Tanjung, serta SMK Negeri Gangga dan SMA Negeri 1 Kayangan.

Kondisi SMP Negeri 2 Tanjung di Kecamatan Tanjung, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB), Selasa (14/8/2018), yang luluh lantak setelah digoncang gempa 7 Skala Richter (SR) yang terjadi pada Minggu (5/8/2018).

Saat mengecek kondisi bangunan SMP, ia meminta Dinas Pendidikan setempat memperhatikan konsep zonasi persekolahan dalam proses rehabilitasi sekolah yang rusak berat akibat gempa.

"Sekolah ini kan siswanya cukup banyak. Tadi saya dengar ada siswa yang rumahnya cukup jauh dari sini. Nanti dilihat apa sebaiknya juga dibuat sekolah baru untuk mengakomodir siswa di wilayah itu. Ini sekaligus saja, karena harus diperbaiki total," katanya.

Data Sekretariat Nasional Pendidikan Aman Bencana (SPAB) per 13 Agustus 2018 menunjukkan bahwa 169 satuan pendidikan di Kabupaten Lombok Utara terdampak gempa.

Gempa telah menyebabkan 1.117 ruang kelas dan 407 ruangan pendukung seperti laboratorium, ruang tata usaha, ruang guru, dan toilet di sekolah mengalami kerusakan berat, serta 215 ruang kelas mengalami kerusakan sedang dan ringan.

Muhadjir mengimbau pengelola sekolah dan Dinas Pendidikan segera melaporkan kerusakan bangunan sekolah agar bisa segera direhabilitasi.

Ia mengatakan perbaikan dapat dilakukan secara swakelola menggunakan dana bantuan dari Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah agar lebih cepat.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan setidaknya menyiapkan dana bantuan pendidikan Rp229 miliar untuk mendukung pemulihan sarana pendukung kegiatan belajar dan mengajar pascagempa Lombok.

Sekolah Darurat

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Lombok Utara Fauzan Fuad mengatakan 90 persen sekolah di Lombok Utara rusak. Sementara 23.822 murid SD dan 7.304 murid SMP tinggal di pengungsian dan tidak bisa mengikuti kegiatan belajar mengajar normal dalam waktu yang cukup lama.

"Semoga segera ada sekolah darurat untuk anak-anak kita," katanya.

Hingga Minggu (12/8), pemerintah pusat sudah mengirim 61 tenda sekolah darurat ke Lombok dan 22 di antaranya sudah didirikan.

Muhadjir meminta pasokan tenda sekolah darurat ditambah mengingat jumlah sekolah yang rusak berat sangat banyak. Tenda-tenda darurat itu bisa menjadi sarana kegiatan belajar mengajar sementara sampai sekolah darurat semipermanen selesai dibangun.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy saat mengunjungi satu sekolah darurat di wilayah Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, Senin (13/8/2018). (ANTARA/Virna Puspa S)
Saat memeriksa instalasi tenda-tenda pendidikan di Lombok Utara, Muhadjir meminta tim pengelola posko pendidikan menyempurnakan pemasangan tenda agar sirkulasi udara menjadi lebih baik sehingga anak-anak dapat belajar lebih nyaman.

"Kita ingin agar siswa dapat kembali belajar dan tidak berlama-lama di pengungsian," ujarnya.

Menurut data pemerintah, 606 sekolah rusak akibat gempa di Pulau Lombok, Sumbawa dan, Bali. Setelah sekolah-sekolah darurat berdiri, pemerintah akan merehabilitasi sekolah-sekolah rusak.

Namun anak-anak di sana menyatakan sudah siap kembali bersekolah. Saat bertemu dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan di Posko Pendidikan Kabupaten Lombok Utara di SMP Negeri 1 Tanjung, puluhan siswa menjawab "Siap!" ketika sang menteri bertanya apakah mereka siap sekolah lagi.

Di sana, Muhadjir menyerahkan secara simbolis bantuan perlengkapan sekolah kepada perwakilan siswa Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan.

Indila, siswi Kelas VI SD Negeri Medana di Kecamatan Tanjung, Lombok Utara, termasuk yang bergembira menerima paket perlengkapan sekolah yang meliputi tas, seragam, alat tulis, dan makanan tambahan.

Dengan suara pelan ia mengatakan pakaian sekolahnya tertimbun reruntuhan rumahnya akibat gempa. Dia senang bisa punya seragam sekolah lagi.

Saat mengunjungi daerah terdampak gempa di Lombok, Presiden Joko Widodo mengatakan sekolah-sekolah yang roboh akan segera dibangun kembali. Dia juga menyemangati anak-anak sekolah yang berada di pengungsian.

"Anak-anakku semua, ini adalah sesuatu yang tidak kita duga. Kita harus menerima ini dengan tawakal. Kita harus bersemangat lagi. Sekolah akan segera dibangun dalam dua minggu ini," demikian Presiden Joko Widodo.

Baca juga:
Membawa anak-anak kembali ke sekolah setelah gempa
Mendikbud: Dalam setahun perbaikan 606 sekolah selesai

Pewarta: Virna Puspa S
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018