Brisbane (ANTARA News) - Para kepala staf angkatan darat (kasad) dari 24 negara yang bertemu di Sydney pekan lalu tertarik dengan konsep teritorial TNI dalam upaya ikut mencegah dan menangkal ancaman terorisme di Indonesia, kata Atase Pertahanan di KBRI Canberra, Marsma TNI Kuswantoro. Ketertarikan mereka pada konsep teritorial TNI itu disampaikan Kasad Jenderal TNI Djoko Santoso yang hadir dalam pertemuan tersebut dan sempat melemparkan pandangan tentang bagaimana konsep itu menjadi mata dan telinga TNI dalam ikut mengamankan wilayah dari ancaman terorisme, katanya. Penjelasan itu disampaikan Kuswantoro kepada ANTARA News yang menghubunginya dari Brisbane, Selasa, menanggapi laporan ABC News bahwa para kasad dari berbagai negara di kawasan Asia Pasifik, termasuk Kasad Jenderal TNI Djoko Santoso, melakukan pertemuan "secara rahasia". "Yang jelas itu adalah konferensi. Setahu saya, mana ada konferensi yang `secret` (rahasia). Dalam pertemuan itu, Kasad (Jenderal TNI Djoko Santoso-red) melemparkan pandangan tentang bagaimana konsep teritorial TNI di Indonesia, dan mereka `interested` (tertarik) sekali karena polisi saja tidak bisa mengamankan (bahaya) terorisme," kata Athan tersebut. "(Fungsi) teritorial TNI ini menjadi mata dan telinga TNI karena bisa menjadi `early detection` dan `early warning` (deteksi dini dan peringatan dini-red.)," kata Kuswantoro. Sebelumnya, ABC News, Selasa pagi, melaporkan bahwa "sebuah pertemuan rahasia yang diikuti para kepala staf angkatan darat dari berbagai negara di dunia, termasuk Amerika Serikat, Jepang, dan Indonesia, berlangsung di Sydney, pekan lalu". Keamanan bagi pertemuan apa pun akan "sangat luar biasa" mengingat Sydney merupakan kota tempat berlangsungnya KTT Forum Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) pada bulan Septemver 2007 . Kasad Australia, Letjen Peter Leahy, seperti dikutip ABC, mengatakan, pihaknya menyadari "banyak hal yang terus berlangsung di Sydney dan kami tidak ingin merepotkan. Apa yang kami semua sepakati, saya fikir, adalah bahwa kami perlu melihat metode pendidikan dan bagaimana kita menyiapkan setiap warga kita agar siap menghadapi ketidakpastian dari beragam lingkungan yang kompleks yang kita hadapi ke depan." Para kasad yang hadir dalam pertemuan Sydney itu mendiskusikan cara dimana operasi-operasi militer menjadi semakin kompleks seiring dengan meningkatnya tugas kontra terorisme dan penjagaan perdamaian, kata Leahy.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007