Pertemuan itu ditujukan untuk membicarakan gencatan senjata di Jalur Gaza, menurut laporan media Israel, Channel Ten News, Senin.
Juru bicara Netanyahu menolak mengomentari laporan tersebut dan belum ada pernyataan dari pejabat Mesir.
Channel Ten, yang mengutip beberapa pejabat tinggi Amerika Serikat, melaporkan bahwa pertemuan tersebut berlangsung pada 22 Mei.
Mesir dan Perserikatan Bangsa-bangsa selama ini berupaya untuk memperantarai gencatan senjata jangka panjang antara Israel dan HAMAS, kelompok yang menguasai Gaza, setelah kekerasan lintas perbatasan melonjak dalam beberapa bulan belakangan.
Kedua pemimpin itu membahas upaya menurunkan blokade Israel-Mesir terhadap Jalur Gaza, pemulihan infrastruktur serta persyaratan gencatan senjata, menurut laporan tersebut.
Lebih dari dua juta warga Palestina memenuhi Jalur Gaza, wilayah yang sedang mengalami kesulitan ekonomi. Bank Dunia menggambarkan keadaan di sana sebagai krisis kemanusiaan, yang ditandai dengan kekurangan air bersih, listrik dan obat-obatan.
Dengan alasan keamanan, Israel dan Mesir menerapkan larangan ketat di perbatasan mereka dengan Jalur Gaza. Blokade itu telah membuat perekonomian di Jalur Gaza ambruk.
Israel mengatakan blokade diterapkan untuk menghindarkan kemungkinan HAMAS mendapat aliran pasokan persenjataan, juga untuk menghadang kelompok-kelompok garis keras di Jalur Gaza, yang telah meluncurkan ratusan roket melintasi perbatasan dalam beberapa bulan terakhir. Pada saat itu, Israel juga melancarkan puluhan serangan udara dengan menargetkan sejumlah titik yang mereka katakan sebagai lokasi HAMAS.
Sedikitnya 161 warga Palestina tewas karena tembakan Israel saat unjuk rasa mingguan berlangsung di sepanjang perbatasan Israel-Jalur Gaza sejak 30 Maret.
Dalam kurun waktu tersebut, satu tentara Israel terbunuh penembak jitu Palestina, menurut Reuters.
Penerjemah: Tia Mutiasari
Editor: Chaidar Abdullah
Pewarta: antara
Editor: Gusti Nur Cahya Aryani
Copyright © ANTARA 2018