Sydney (ANTARA News) - Seorang peternak kambing dari daerah terpencil di Australia mencari cinta di Internet, namun yang didapatnya adalah dirinya nyaris menemui ajal di Afrika. Desmond Gregor, (56), mengaku dirinya naif, tetapi untunglah bisa selamat dan berhasil pulang ke Australia pada Minggu malam. Dia berhasil kabur dari Bamako, ibukota Mali, tempat dia dianiaya dan diancam akan dipotong oleh para penculiknya. Para kerabat yang menyambutnya di Adelaide, mengatakan Gregor mabuk cinta sehingga tidak dapat membedakan dirinya sedang ditipu. Gregor, peternak dari kota terpencil Hoyleton, Australia Selatan itu, pulang dengan hanya membawa baju yang dia kenakan. Dia mengaku ditipu oleh calon pengantin dari Rusia. Dia pergi ke Mali untuk menemui calon istrinya, "Natacha", yang mengaku akan menyediakan mahar berupa emas seharga 100 ribu dolar Australia. Ternyata, para penculiknya minta uang tebusan 100 ribu dolar, namun dia bilang tidak bisa membayar. "Berhati-hatilah. Pastikan semuanya sudah 100 persen anda periksa. Jika saya masih di sana beberapa hari lagi, saya tidak akan pernah pulang." Gregor ditahan di sebuah apartemen in Bamako selama 12 hari setelah dia diculik saat tiba di Mali pada tanggal 27 Juli. Para kerabatnya mulai curiga setelah menerima kiriman surat-surat elektronik (email) yang memohon agar mereka mengirimkan uang kepada Gregor. Gregor, Kamis pekan lalu diselamatkan polisi Australia dan Mali setelah berhasil menyakinkan para penculiknya bahwa dia punya uang di Kedutaan Kanada di Bamako. Dia berhasil dibebaskan, namun para penculiknya berhasil kabur. Saat tiba di Mali, awalnya semua tampak cukup normal, katanya kepada AFP. "Semua sesuai jadwal, saya keluar pesawat dan bertemu seorang pria yang ternyata anggota kelompok penculik. Indikasi pertama keanehan adalah ketika kami sampai di flat. Orang yang seharusnya saya temui tidak ada. Kami masuk dan di dalam ada seorang anggota komplotan menggunakan pistol rakitan dan yang lain memegang parang." "Saya mulai berpikir ada apa ini dan mereka mulai minta uang --saat itu saya tahu kejadiannya tidak main-main," kata Gregor yang mengaku dianiaya dengan parang dan lukanya masih ada. "Saya diikat, kaki juga diikat, selama beberapa hari karena mereka tahu saya selanjutnya tidak akan macam-macam. Seorang dari mereka selalu tidur di pintu dan tidak ada jalan keluar." Komplotan penculik itu kabur dengan semua uang tunai milik Gregor yaitu 675 dolar Australia (sekitar Rp5,4 juta) serta kartu kredit. (*)

Copyright © ANTARA 2007