General Manager Pelindo 1 Cabang Sibolga Agust Deritanto di Medan, Senin, mengatakan, empat klaster itu meliputi terminal penumpang, dermaga kargo, peti kemas, dan curah cair.
Memang, kata Agust menjelaskan, Pelabuhan Sibolga memang belum masuk dalam proyek strategis nasional dan bukan bagian tol laut yang dijalankan pemerintah.
Namun pemerintah juga mengakui, aktivitas pelabuhan yang berad di pantai barat Sumatera Utara sudah berlangsung lama, terutama dalam jasa transportasi laut.
Karena itu, pemerintah berupaya mengembangkan Pelabuhan Sibolga menjadi pelabuhan pengumpul yang programnya telah ditetapkan sejak tahun 2012.
"Karena sudah menjadi pelabuhan pengumpul, segala fasilitas harus disesuaikan," katanya.
Menurut Agust, pengembangan tahap satu berupa terminal penumpang dengan luas sekitar 1.500 meter bujur sangkar yang memasuki tahap penyelesaian.
Pengembangan terminal tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan kenyamanan penumpang, apalagi Pelabuhan Sibolga juga direncanakan akan didatangi kapal pesiar dari luar negeri.
Tahap kedua berupa klasterisasi kargo dengan memperpanjang dan memperluas dermaga multipurpose sehingga dapat menampung kargo lebih banyak.
Pihaknya merencanakan, dermaga di Pelabuhan Sibolga yang masih sepanjang 105 meter dapat diperpanjang menjadi 153 meter.
Selama ini, Pelabuhan Sibolga hanya mampu melayani sekitar 450 teus per bulan. "Setelah dikembangkan, akan ditingkatkan dua kali lipat," katanya.
Selain perluasan dermaga, pihaknya bupaya melakukan pengerukan alur agar kedalaman selama ini yang hanya 5 meter dapat ditambah menjadi hingga 7-8 meter.
Tahap ketiga, ujar Agust, pengembangan pelayanan peti kemas di Pelabuhan Sibolga yang dijalankan hingga tahun 2025.
Untuk memaksimalkan layanan peti kemas di Pelabuhan Sibolga, pihaknya akan menyiapkan fix crane bongkar muat dengan kapasitas 50 ton.
Sedangkan tahap empat, pihaknya menyiapkan layanan curah cair yang mulai dijalankan pada tahun 2019 hingga 2025.
Pewarta: Irwan Arfa
Editor: Jaka Sugiyanta
Copyright © ANTARA 2018