Surabaya (ANTARA News) - Raksasa bulutangkis dunia, China, hampir dipastikan absen mengirimkan atletnya pada kejuaraan Surabaya International Challenge 2007 yang berlangsung di GOR Sudirman Surabaya, 28 Agustus hingga 1 September mendatang. Ketua Panitia Pelaksana SIC 2007, Yacob Rusdianto yang dihubungi di Surabaya, Senin malam, mengatakan pihaknya sudah berusaha keras menghubungi pengurus bulutangkis China, baik lewat surat elektronik maupun telepon, namun belum ada jawaban. "Hingga kini kami masih terus mengupayakan. Kalau pun pemain China absen, kualitas kejuaraan tidak akan berkurang," katanya. Selain China, panpel juga masih menunggu kepastian dari India dan Thailand yang sebelumnya telah menyatakan ambil bagian. Data yang dihimpun dari panpel SIC menyebutkan dua hari menjelang penutupan pendaftaran, sekitar 12 negara sudah memastikan ambil bagian, termasuk tuan rumah Indonesia yang menyertakan 18 pemain Pelatnas. Ke-12 negara itu diantaranya Vietnam, Taiwan, Jepang, Inggris, Austria, Perancis, Selandia Baru, dan Jerman. Mereka sudah mengirimkan nama-nama atlet yang akan dikirim ke Surabaya. Sementara Korea Selatan dan Malaysia juga sudah memberikan konfirmasi, namun nama-nama atletnya belum dikirimkan. "Korea Selatan dan Malaysia janji mengirimkan nama pemainnya pada Selasa (14/8)," tambah Yacob. Dibanding penyelenggaraan tahun 2006 saat masih berstatus satellite, kejuaraan SIC kali ini jauh lebih semarak. Tahun lalu, peserta asing berasal dari tujuh negara, tahun ini hampir 15 negara sesuai target panitia. Meski sebagian negara peserta bukan raksasa bulutangkis, Yacob Rusdianto memastikan pemain yang tampil punya kualitas bagus. "Memang di tingkat dunia mereka kalah bersaing, tapi untuk even sekelas satellite hingga bintang satu, negara seperti Inggris, Skotlandia, Taiwan dan Jepang punya pemain-pemain berbobot," tambah Ketua Umum Pengda PBSI Jatim ini. Sesuai jadwal, setelah masa pendaftaran berakhir 16 Agustus, selanjutnya dilakukan "drawing" pada 19 Agustus sekaligus penentuan pemain unggulan.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007