Sidoarjo (ANTARA News) - PT Minarak Lapindo Jaya (MLJ), Senin melakukan transaksi jual beli (pembayaran ganti rugi) pada lahan dan bangunan sejumlah 407 bidang milik warga korban lumpur Lapindo Brantas senilai Rp21,1 miliar. "Transaksi hari ini merupakan rekor jual beli harian terbesar yang dilakukan MLJ, yaitu 407 bidang dalam sehari," kata Direktur Operasional PT MLJ Bambang P Widodo dalam siaran persnya, Senin petang. Dengan pecahnya rekor hari ini, menurut Bambang P Widodo yang akrab disapa Wiwid itu, membuktikan pernyataannya bahwa MLJ yakin mampu melakukan transaksi sampai 400 bidang dalam sehari. Secara terperinci, transaksi Perjanjian Ikatan Jual Beli (PIJB) yang direncanakan hari ini meliputi total 407 Bidang, dengan total luas pekarangan 47.750,13 m2 dan bangunan seluas 38.637,70 m2, sehingga transaksi bernilai total (100 persen Rp 105.706.680.000, atau senilai uang muka (20 persen) sebesar Rp 21.141.336.000. Mengenai total PIJB yang telah terealisasi, Wiwid menjelaskan, sejak transaksi pertama 26 Maret 2007 sampai dengan Jumat (10/8), MLJ sudah melakukan PIJB sebanyak 4.762 bidang, dengan nilai total transaksi (100 persen) menembus satu triliun lebih, tepatnya Rp1.195.332.406.500. Namun, tambah dia, warga yang membawa uang muka (20 persen) sebesar Rp239.066.481.300. Sementara setelah batal diluncurkan Juli, lalu, Kawasan Sidoarjo Baru (KSB) dengan nama "Kahuripan Nirwana Village", bakal dilaunching Rabu (15/8/)) nanti. Proyek berkelas regency yang dibuat anak perusahaan Bakrie Goup ini diyakini berjalan mulus. Hal itu, karena proyek ini bukan hanya disambut gembira warga Perum TAS I yang menginginkan relokasi, dan sebagian warga Siring dan Renokenongo juga banyak yang ingin menghuni atau menempati perumahan elite tersebut. Bahkan, Tim Independent Warga Korban Lumpur (TIWKL), sebagai pelopor warga Perum TAS I yang menerima tawaran itu mengaku, banyak warga yang menginginkan atau mendaftar ingin segera menghuni di kawasan elite milik Bakrie Group itu. "Sebetulnya keinginan warga korban lumpur lainnya untuk ikut dalam rencana relokasi itu sudah lama terpendam. Terbukti, pasca digelarnya sosialisasi relokasi yang dilakukan di Pasar Baru Porong, Minggu (12/8), banyak warga yang ingin mendaftar atau minta didata," kata Koordinator TIWKL, Agustinus, Senin. Menurut dia, kalau ada warga desa lainnya yang ingin ikut relokasi pihaknya belum bisa menjanjikan apa-apa, karena kewewenangan PT Minarak Lapindo Jaya. Ia menambahkan bahwa para warga korban lumpur yang berasal dari luar perum TAS I kebanyakan mendatangi pihaknya dengan diam-diam. Mereka bertanya dan sharing terkait konsep relokasi yang ditawarkan PT Minarak tersebut.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007