Washington (ANTARA News) - Satu ikan paus pembunuh akhirnya berhenti membawa-bawa bangkai anaknya setelah sedikitnya 17 hari dan menempuh perjalanan 1.000 mil (1.609 kilometer), kata Center for Whale Research, yang berpusat di Amerika Serikat, baru-baru ini.
Ikan paus yang berusia 20 tahun itu terlihat pada Sabtu sore (11/8) sedang memburu segerombolan ikan salmon bersama dengan ikan paus lain di mid-Hari Strait, yang memisahkan Amerika Serikat dan Kanada. Pusat tersebut mengatakan di dalam satu pernyataan bahwa ikan paus betina itu kelihatan berada dalam kondisi fisik bagus.
"Perjalanan kesedihannya sekarang sudah berakhir dan prilakunya lincah sekali," kata pernyataan tersebut, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Senin malam. Pusat itu menambahkan bangkai anak ikan paus yang baru dilahirkan diduga telah tenggelam ke dasar laut dan para peneliti mungkin mempunyai kesempatan untuk menelitinya.
Ikan paus orca tersebut pertama kali terlihat sedang membawa bangkai anaknya pada 24 Juli dan sejak itu ikan tersebut telah berkeliaran antara Vancouver, Kanada, dan San Juan Islands di Washington dalam apa yang dipandang oleh para ilmuwan sebagai waktu "penetapan rekor". Ikan paus betina berulangkali membawa anaknya, yang tenggelam, ke permukaan laut di dahinya di laut yang bergelombang. Anak ikan paus tersebut dilahirkan pada 24 Juli dan mati tak lama setelah itu.
Ikan paus orca adalah spesies yang terancam punah dan sebanyak 75 persen anak yang dilahirkan dalam dua dasawarsa gagal selamat.
Baca juga: Paus orca kembali terlihat
Laporan mengenai induk yang bersedih itu menyulut simpati sangat besar di Internet. "Menyaksikan ini benar-benar membuat saya sedih. Semua ibu bersedih jika kehilangan salah satu anak mereka," tulis seorang netizen.
"Ada banyak perempuan yang mengetahui secara pasti bagaimana perasaan induk ikan paus itu!" tulis netizen lain.
Ikan paus pembunuh tersebut adalah mamalia yang sangat sosial, dan dipandang sebagai salah satu hewan yang paling cerdas di Bumi. Para ilmuwan mengatakan otaknya sangat berkembang dalam bidang menangani emosi.
Penerjemah: Chaidar Abdullah
Pewarta: Antara
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2018