Bandung (ANTARA News) - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Dusbudpar) Jawa Barat menawarkan konsep pembangunan Kampung Asia Afrika (Asian African Village) di wilayah Kota Bandung guna menarik minat wisatawan mancanegara ke provinsi itu. "Jabar punya sejarah kuat dengan Konferensi Asia Afrika-nya, tahun 2005 lalu ditanamkan `Pohon Asia Afrika` di Tegalega, ke depan saatnya dibangun Kampung Asia Afrika," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jabar, HI Budhiyana, di Bandung, Senin. Ia menyebutkan, ide pembangunan Kampung Asia Afrika itu sudah disampaikan dan mendapat sambutan positif dari Dirjen Diplomasi Publik Departemen Luar Negeri. Keberadaan kampung yang akan menempatkan anjungan negara-negara Asia dan Afrika akan mempererat ikatan emosional dari 107 negara Asia Afrika yang sudah terjalin dan terbangun sejak Konferensi Asia Afrika (KAA) tahun 1955 lampau. "Konsep Kampung Asia Afrika itu seperti Taman Mini, masing-masing negara punya anjungan di sana. Kampung Asia Afrika juga akan menjadi etalase bagi negara itu di sektor wisata," katanya. Negara-negara Asia Afrika khususnya peserta KAA tahun 1955 itu bisa memanfaatkan kampung itu untuk menampilkan daya tariknya masing-masing, termasuk pula bisa bertindak sebagai mempererat sektor bisnis antarnegara itu. Untuk merealisasikan pembangunan Kampung Asia Afrika ini, pihaknya telah melakukan pendekatan dengan Asia Africa Foundation dan Departemen Luar Negeri RI. Menurut Budhiyana, untuk merealisasikan konsep itu, dibutuhkan lahan sekitar 15.000 hektar agar setiap negara punya lahan masing-masing satu hektar dan sisanya untuk fasilitas pendukung wisata lainnya. "PM Nehru bilang, Bandung adalah Ibukota Asia Afrika. Posisi itu harus dimanfaatkan dan kansnya cukup besar," kata Budhiyana. Konsep tersebut juga akan dipadukan dengan pembangunan sarana meeting, insentif, conference dan exhibition (MICE). Ia mengakui, Bandung tidak mempunyai sarana MICE yang memadai sehingga kesempatan menggelar peringatan KAA ke-50 tahun 2005 konferensinya digelar di Jakarta. "Jabar harus pegang inisiatif demi kepentingan global kita. Malaysia mengaku punya Truly Asia, namun tak punya alasan. Sedangkan Bandung punya `Dasa Sila Bandung`," katanya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007