Pembangunan LRT di Palembang untuk menunjang kegiatan Asian Games pada 18 Agustus - 2 September 2018 merupakan tercepat di dunia
Palembang (ANTARA News) - Berkah Asian Games 2018 bagi warga Palembang, Sumatera Selatan salah satunya adalah hadirnya sarana transportasi umum modern berupa kereta api ringan atau "Light Rail Transit".
Ketika Kota Palembang ditetapkan menjadi tuan rumah pesta olahraga negara-negara kawasan Asia itu bersama DKI Jakarta tiga tahun terakhir proyek pembangunan infrastruktur mengalir ke Ibu kota Provinsi Sumsel itu.
Proyek LRT Palembang senilai Rp10,9 triliun disetujui Presiden Joko Widodo dibangun di Palembang yang pengerjaannya mulai dilakukan oleh BUMN PT WIka pada Oktober 2015.
Saat proyek tersebut dibangun, warga kota cukup menderita karena pembangunan menggunakan bagian tengah jalan protokol membuat jalan menyempit sehingga menimbulkan kemacetan arus lalu lintas yang panjang setiap hari terutama pada jam-jam kerja.
Penderitaan akibat kemacetan arus lalu lintas itu cukup lama sekitar dua tahun lebih, namun kini mulai membuahkan kegembiraan bagi warga dengan selesainya proyek dan dilakukan uji operasional pada Juli 2018.
Dengan dukungan penuh pemerintah pusat dan beberapa kali dipantau langsung perkembangan pengerjaannya oleh Presiden Jokowi, pembangunan kereta api ringan dalam kota sepanjang 25 kilomter merupakan proyek tercepat di dunia.
"Pembangunan LRT di Palembang untuk menunjang kegiatan Asian Games pada 18 Agustus - 2 September 2018 merupakan tercepat di dunia karena kurang dari tiga tahun sudah beroperasi," ujar Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin.
Moda transportasi umum modern tersebut saat ini sudah beroperasi sejak pagi hingga malam hari melayani masyarakat dari Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang hingga kawasan Jakabaring yang akan menjadi pusat pertandingan olahraga Asian Games XVIII.
Dalam pengoperasian tahap awal ini, disediakan delapan rangkaian kereta (train set) yang masing-masing rangkaian memiliki kapasitas angkut sekitar 500 orang lebih.
Minat masyarakat memanfaatkan LRT cukup tinggi, sejak dimulainya pengoperasian LRT secara terbatas 23-30 Juli 2018 dan operasional penuh untuk masyarakat umum sejak 1 Agustus hingga kini lebih dari 30 ribu orang telah memanfaatkan pelayanan jasa angkutan umum pertama di Indonesia itu.
Menurut gubernur, dalam tahap awal pengoperasian LRT tersebut pemerintah memberikan subsidi berupa tarif perintis untuk tiket penumpang Rp5.000 antarstasiun dan Rp10.000 per orang dari Bandara SMB II ke Jakabaring.
"Dengan memanfaatkan LRT tersebut diharapkan dapat mengurangi kemacetan arus lalu lintas di jalan protokol dan memudahkan masyarakat Kota Palembang dalam melakukan berbagai aktivitas," ujar Alex Noerdin.
LRT "Mainan"Baru
Pengoperasian LRT sebagai moda transportasi baru di Kota Palembang mendapat sambutan luar biasa dari warga kota setempat.
Warga Bumi Sriwijaya itu menjadikan "Light Rail Transit" sarana hiburan baru bagi keluarga mereka.
Sejak LRT beroperasi untuk masyarakat umum, beberapa stasiun kereta api ringan dalam kota itu seperti di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II , Mal Palembang Icon, Ampera, dan stasiun Jakabaring dipadati warga kota.
Penumpang LRT tidak hanya pegawai, pelajar, mahasiswa, tetapi sebagian besar ibu-ibu muda yang membawa anak-anaknya yang masih kecil balita dan usia sekolah dasar hanya untuk jalan-jalan.
Suasana ceria tampak terpancar dari raut wajah warga kota menikmati "mainan" baru bernama LRT itu.
Warga kota rela menuggu antrean panjang untuk membeli tiket dan masuk ke ruang tunggu keberangkatan kereta ibarat anak-anak yang sedang senang bermain dengan mainan yang baru, tidak peduli dengan suasana sekitar untuk mewujudkan hasrat bermainnya.
Meskipun kondisi gerbong dengan set tiga rangkaian berkapasitas sekitar 500 penumpang sudah penuh sesak/padat, penumpang remaja, dewasa, dan lansia tetap berusaha masuk ke dalam kereta berbaur dengan ibu-ibu yang membawa balita.
Suasana ramai dan ceria dalam kereta itu, sesekali "diwarnai" suara tangisan anak-anak yang merasa kurang nyaman dengan terus bertambahnya penumpang yang berhenti di setiap stasiun.
Selah seorang warga Palembang Nurilah mengatakan dia bersama anak-anaknya sengaja mencoba naik LRT untuk sekedar jalan-jalan menikmati suasana kota dari atas kereta.
Menikmati pemandangan suasana kota dari LRT cukup mengasyikkan dan memberikan sensasi tersendiri bagi dirinya dan anak-anak.
Kereta api yang beroperasi menggunakan rel di atas tiang yang dibangun pada jalur bagian tengah jalan utama di kota ini sangat bagus dan diharapkan menjadi sarana transportasi yang benar-benar bisa diandalkan mengatasi kemacetan arus lalu lintas yang semakin hari semakin padat seiring kemajuan kota yang cukup pesat.
Pelayanan petugas kereta mulai dari pembelian tiket, pintu masuk ke ruang tunggu keberangkatan sudah cukup baik dan diharapkan bisa ditingkatkan lagi sehingga pengguna jasa angkutan umum merasa semakin nyaman, kata warga.
Baca juga: Pembangunan LRT Palembang tercepat di dunia
Baca juga: Menhub pastikan LRT Palembang selesai sebelum AG
Humas PT Kereta Api Indonesia Divre III Palembang Aida menjelaskan masyarakat yang telah mencoba LRT tidak hanya warga Kota Palembang tetapi juga warga dari kabupaten dan kota lainnya, bahkan dari provinsi tetangga.
Moda transportasi ini terdiri dari 8 rangkaian kereta (train set) yang setiap train set dapat menampung 500 penumpang lebih.
Waktu tempuh dari Bandara SMB II hingga Jakabaring Sport City (JSC) sekitar 40 menit dengan kecepatan maksimal.
Nantinya LRT itu akan beroperasi selama 18 jam per hari dengan jumlah perjalanan sebanyak 108 perjalanan KA per hari.
Pelayanan yang dilakukan selama ini masih jauh dari sempurna, namun pihaknya nerupaya memperbaiki setiap hal yang menjadi keluhan masyrakat.
Melalui evaluasi dan perbaikan pelayanan dari pihak PT.KAI, diharapkan LRT tidak bosan "dimainkan" warga kota ini dan semakin digemari sebagai alat transportasi untuk menunjang berbagai aktivitas bahkan ?menjadi gaya hidup sehari-hari.
Pewarta: Yudi Abdullah
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2018