Jakarta (ANTARA News) - Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Departemen Perdagangan Ardiansyah Parman menjamin pasokan minyak goreng dalam negeri aman meski harga memang naik mengikuti harga minyak bumi. "Pasokan cukup, kami telah koordinasi dengan GIMNI (Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia) dan AIMMI (Asosiasi Industri Minyak Makan Indonesia)," katanya di Jakarta, Senin. Total kebutuhan minyak goreng di Pulau Jawa berkisar 225.000-300.000 ton per bulan dan sebanyak 100.000 ton di antaranya merupakan konsumsi masyarakat. Sejak akhir Juli, harga rata-rata nasional minyak goreng terus merangkak naik dari Rp8.664 per kg hingga Rp9.096 per kg akhir pekan lalu. Berdasarkan laporan pemantauan harga dan distribusi barang kebutuhan pokok Depdag, harga tertinggi untuk minyak goreng curah terjadi di Jayapura dan Mamuju sebesar Rp11.000 per kg dan terendah di Mataram Rp8.100 per kg. Di Jakarta, harga minyak goreng curah di tingkat pengecer tertinggi Rp9.500 per kg di Pasar Grogol dan terendah Rp8.000 per kg di Pasar Koja Baru dan Pasar Minggu. Sementara itu, pedagang mengaku bingung menghadapi kenaikan harga minyak goreng yang fluktuatif. "Hari ini stok kosong, kami masih memperhitungkan harga minyak goreng yang naik turun," kata petugas Koperasi Pasar Jatinegara, Kartono. Menurut dia, sejak sepekan ini pasokan sedikit turun dari biasanya 5.670 kg per 10 hari menjadi hanya 5.500 kg. Ia memperkirakan harga minyak goreng akan terus mengalami kenaikan apalagi menjelang bulan puasa dan lebaran. "Sampai lebaran harga akan naik terus, susah untuk bisa turun lagi," ujarnya. Hingga kemarin, Koppas masih menjual minyak goreng dalam kemasan jerigen (17 kg) seharga Rp145.000 atau sekitar Rp8.500 per kg. "Kalau hari ini bisa dijual dengan harga Rp147.000 per jerigen," tambahnya.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007