Dalam pernyataan yang diterima melalui layanan pesan singkat di Jakarta, Ahad, Sheikh As-Sudais mengatakan Pemerintah Kerajaan Arab Saudi telah meluncurkan Proyek Terjemahan Khutbah Arafah ke dalam lima bahasa melalui lima frekuensi radio.
"Jamaah haji dapat mendengar terjemahan langsung dari khutbah melalui siaran radio sesuai dengan frekuensi yang menyediakan terjemahan bahasa masing-masing," kata Syeikh As-Sudais.
Penerjemahan tersebut memungkinkan jamaah haji dan Muslim di seluruh dunia dapat mendengarkan dan memahami isi ceramah Arafah yang dibawakan dalam Bahasa Arab.
Menurut Sheikh As-Sudais, khutbah Arafah dalam Bahasa Melayu ditujukan untuk Muslim Melayu dari Asia Tenggara yang berasal dari beberapa negara, yakni Thailand, Filipina, Singapura, Malaysia dan Indonesia.
Khutbah Arafah diadakan di Masjid Nemra di Halaman Arafah yang luasnya 110.000 meter persegi yang memiliki 8.000 meter persegi halaman yang mengelilinginya.
"Proses penerjemahan dilakukan dalam ruang tertutup yang sangat aman, dengan petugas penerjemah," kata Syeikh As-Sudais.
Khutbah Arafah segera mengudara sebelum pelaksanaan Sholat Zuhur dan Asar sesuai dengan kebiasaan Nabi Muhammad shalallahu `alaihi wa salam.
Selain Bahasa Melayu yang banyak digunakan oleh Muslim Asia Tenggara, Urdu juga merupakan bahasa resmi yang dipakai di banyak negara, yakni Pakistan dan India, serta beberapa negara di Asia Selatan.
Sementara itu, Persia adalah bahasa resmi Iran yang juga digunakan di Tajikistan dan beberapa negara lainnya.
Pemerintah Arab Saudi telah mengumumkan bahwa Idul Adha 1439 Hijriyah akan jatuh pada 21 Agustus 2018. Dengan demikian, pelaksaanaan ibadah haji akan dimulai pada 19 Agustus (8 Dzulhijjah) hingga 23 Agustus 2018 (12 Dzulhijjah).
Pewarta: Libertina W. Ambari
Editor: Bambang Purwanto
Copyright © ANTARA 2018