Jakarta (ANTARA News) - Malaria Center bentukan PT Freeport Indonesia melalui Community Health Development (CHD) mendukung Pemerintah Provinsi Papua dan Papua Barat guna menyambut pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) 2020 terkait pengendalian penyebaran Malaria.
Manager CHD Freeport Indonesia, Govert Waramori di Jakarta, Minggu, menjelaskan upaya penanggulangan ini penting dalam rangka menunjang penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) di Kabupaten Mimika tahun 2020 mendatang.
Baca juga: "Malaria Center" di Papua
"Lembaga ini merupakan lembaga yang berperan mengadvokasi, mengkoordinasi, dan memfasilitasi pelaksanaan program pengendalian Malaria di Mimika untuk mengeliminasi Malaria di Mimika 2026," kata Govert.
Baca juga: DIbutuhkan kerja keras untuk eliminasi malaria di Papua
Govert menuturkan Malaria Center akan berkolaborasi dan koordinasi bersama Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika untuk menggiatkan kembali usaha pengendalian malaria agar tidak mengganggu penyelenggaraan PON di Papua.
Tercatat di Papua, Kabupaten Mimika menjadi satu dari lima kabupaten penyumbang malaria terbanyak di Indonesia, empat kabupaten lainnya yakni Kabupaten Keerom, Kabupaten Jayapura, Kabupaten Sarmi dan Kabupaten Boven Digoel.
Baca juga: 12 kabupaten di di Papua Barat masih endemis malaria
"Malaria Center menargetkan Tanah Papua akan mengurangi malaria pada 2030," ujar Govert.
Govert menegaskan upaya mengurangi Malaria harus melibatkan seluruh pemangku kepentingan (stakeholder) di bawah kendali dinas kesehatan.
Koordinator Teknis Malaria Center Iswandi menyatakan Malaria Center telah berupaya memberantas malaria di Kabupaten Mimika sejak 2013 dengan dukungan dari Freeport dan Pemerintah Kabupaten Mimika.
Iswandi menerangkan beberapa pencapaian yang sudah dilakukan Malaria Center sejak 2013, yakni penyemprotan insektisida terhadap 17.000 rumah di Timika, kemudian pada 2014 bertambah hingga 24.037 rumah dan 24,958 rumah pada 2015.
Tidak hanya penyemprotan insektisida, Malaria Center juga memasang kelambu yang jumlahnya bertambah dari tahun ke tahun.
"Pada 2013, jumlah kelambu yang kita pasang mencapai 34.984 kelambu, kemudian pada 2014, angka itu bertambah hingga 61.147. Pencapaian kami juga bisa dibilang sangat menggembirakan. Dalam kurun waktu 2013-2014, angka penderita malaria di wilayah kami turun hingga 63,5 persen," tambah Iswandi.
Baca juga: Pemantauan kelambu berinsektisida Papua masuk rekor MURI
Selain menyasar rumah, Malaria Center juga kerap menyosialisasi dan tindakan pencegahan ke sekolah dasar di Timika sehingga jumlah penderita malaria menurun secara signifikan di wilayah tersebut.
Tercatat dari sekolah dasar yang termasuk ke wilayah kerja Malaria Center, ditemukan adanya penurunan kasus positif malaria dari 88 kasus pada 2013 menjadi 28 kasus pada 2016.
Pewarta: Tessa Qurrata Aini
Editor: Taufik Ridwan
Copyright © ANTARA 2018