Surabaya (ANTARA News) - Tiga jenazah korban tewas akibat ledakan di Pasuruan pada Sabtu (11/8) oleh pihak Kepolisian Daerah Jawa Timur (Polda Jatim) sekitar pukul 13.30 WIB, Senin, dipulangkan ke Pasuruan setelah proses identifikasi dan otopsi dinyatakan selesai. "Ketiga jenazah dikirim ke Mapolresta Pasuruan dengan dua ambulans untuk diserahkan kepada keluarganya," ujar Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Jatim, Kombes Pol Pudji Astuti. Didampingi Kepala Sub Bidang (Kasubbid) Publikasi Bidang Humas Polda Jatim, AKBP Suhartoyo, ia menjelaskan bahwa ketiga korban telah menjalani proses identifikasi dan otopsi di Surabaya. "Mereka diotopsi di Rumah Sakit Bhayangkara (RSB) HS Samsoeri Mertojoso Mapolda Jatim pada Minggu (12/8) pada pukul 12.30 WIB hingga 20.30 WIB untuk memenuhi permintaan dari surat visum Polresta Pasuruan guna penyidikan," tegasnya. Setelah itu, katanya, jenazah korban dikembalikan kepada keluarganya. "Tidak ada keluarga yang ke Surabaya, karena jenazah memang diserahkan kepada keluarga korban di Mapolresta Pasuruan untuk dimakamkan," katanya mengungkapkan. Dari kamar jenazah RSB HS Samsoeri Mertojoso, Markas Polda Jatim, Surabaya, ketiga jenazah dimasukkan ke dalam dua peti jenazah untuk Yusuf dan Mansur, sedangkan jenazah Marsiti dimasukkan kotak kecil. Dari hasil otopsi diketahui bahwa Marsiti yang berusia sekitar 55 tahun mengalami efek ledakan secara langsung, sehingga kondisinya hanya tinggal kepala dan kulit tubuh bagian depan dan belakang, sedangkan isi tubuh hingga kaki tidak ada. Sementara itu, kondisi tubuh Yusuf yang juga terkena dampak ledakan secara langsung tidak terlalu hancur, karena berada dalam jarak tertentu, namun tangan kanan-kiri, kaki kanan-kiri, dan kepala hancur. Lain halnya dengan kondisi Mansur lebih mudah dikenali, karena meninggal dunia di Rumah Sakit dr Syaiful Anwar (RSSA) Malang, karena hanya tengkorak dan jaringan darah di otak yang rusak akibat terbentur tembok saat terlempar. Akibat kondisi itu, jenazah Mansur dan Yusuf dipisahkan dalam ambulans berbeda, sedangkan jenazah Marsiti hanya disimpan dalam kotak kecil seukuran bayi dan dimasukkan ke ambulans yang mengangkut jenazah Mansur. Hasil identifikasi dan otopsi terhadap tiga jenazah korban tewas akibat ledakan di Pasuruan (11/8) ditemukan tanda-tanda ledakan di tubuh ketiga korban. "Ada tanda-tanda ledakan yang hebat, karena tubuh korban ada yang hancur. Tanda-tanda lainnya ada api yang membakar kulit korban, dan ada juga lubang akibat percikan benda di sekitar ledakan," ujar ahli forensik Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soetomo Surabaya, Prof DR dr H. Soekry Ervan Kusuma Sp.F. Ledakan yang terjadi di Perumahan Anggrek, Jalan Airlangga, Pasuruan pada 11 Agustus 2007 pukul 14.15 WIB tersebut menyebabkan lubang berdiameter 20 cm, delapan rumah rusak berat, beberapa rumah rusak ringan, tiga korban tewas, dan tiga korban luka berat. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007