Jakarta (ANTARA News) - Seorang pasien perempuan berinisial NLPS (29) dari Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana, Bali, yang meninggal dunia pada Minggu (12/8) karena diduga terinfeksi virus flu burung pada Senin dikonfirmasi positif terinfeksi virus flu burung H5N1 oleh dua laboratorium nasional. "Hari ini, Nyonya S, 29 tahun, yang sebelumnya dirawat di Rumah Sakit Sanglah, dinyatakan positif terinfeksi flu burung oleh laboratorium Balitbangkes Departemen Kesehatan dan laboratorium Lembaga Eijkman," kata Ketua Pelaksana Harian Komite Nasional Pengendalian Flu Burung dan Kesiapsiagaan menghadapi Pandemi Influenza, Bayu Krisnamurhi di Jakarta, Senin. Kasus tersebut, kata dia, merupakan kasus flu burung pertama pada manusia di Provinsi Bali. Dengan demikian, ia melanjutkan, jumlah pasien yang terinfeksi flu burung di Indonesia total 103 orang yang 82 di antaranya meninggal dunia. Sebelumnya anak NLPS yang berinisial D (5) meninggal dunia dengan gejala yang sama namun jenazahnya sudah terlanjur dikremasi sebelum diambil spesimennya untuk diperiksa. Saat ini, kata dia, seorang tetangga NLPS yang berusia dua tahun sembilan bulan juga diduga terinfeksi flu burung dan hingga kini masih dirawat di Rumah Sakit Sanglah, Denpasar. "Menurut laporan terakhir saat ini kondisinya berangsur membaik. Spesimennya sudah dikirim untuk diperiksa," katanya. Bayu menjelaskan, guna mengendalikan kasus tersebut pemerintah sudah melakukan pemusnahan unggas massal terbatas di lokasi kasus hingga radius satu kilometer di sekitarnya. "Kita juga akan mengintensifkan upaya pengendalian seperti surveilans, vaksinasi, peningkatan kapasitas rumah sakit dan biosekuriti, di Bali hingga ke tingkat banjar," ujarnya. Ia menjelaskan pula bahwa sejak dua tahun lalu pemerintah Bali sudah melakukan upaya pengendalian flu burung secara intensif. "Lalu lintas perdagangan unggas diawasi ketat, karantina unggasnya juga sudah bagus," demikian Bayu Krisnamurthi.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007