Sydney, Australia (ANTARA News) - Satu penelitian internasional yang dipimpin oleh ilmuwan Australia telah menemukan bahwa perubahan arus samudra seperti Arus Teluk mungkin telah mengakibatkan erosi gletser Kutub Utara di bagian tenggara Greenland 13.000 sampai 11.500 tahun lalu.

"Seluruh sistem samudra adalah seperti `conveyer belt` besar dan Arus Teluk adalah bagian dari itu di Atlantik Utara," kata penulis penelitian tersebut, Profesor Chris Turney, dari University of New South Wales kepada Xinhua baru-baru ini.

"Saat air hangat itu mengalir ke utara, air tersebut menguap dan garam di air menjadi lebih terkonsentrasi dan dingin, jadi yang ada ialah air padat dingin," katanya.

"Jadi, saat air itu bergerak lebih jauh dan lebih jauh ke utara, air tersebut akhir menjadi sangat padat sehingga tenggelam di dasar laut dan bergerak kembali ke khatulistiwa dan saat itu terjadi, air tersebut menarik air yang lebih hangat dari Arus Teluk," kata Turney, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Sabtu.

Meskipun gletser Kutub Utara diramalkan menambah antara 19 dan 30 milimeter kenaikan permukaan air laut sampai 2200, Turney mengatakan proyeksi itu memperhitungkan dampak yang mungkin terdapat pada aliran samudra.

Ia menduga bahwa berdasarkan peristiwa pada masa lalu, lelehan air pada masa depan dari Greenland dapat mengganggu aliran Atlantik Utara dan memicu peningkatan erosi.

"Karena itu air segar, aliran tersebut tidak sepadat air garam, jadi arus itu berada di atas samudra dan lebih rentan untuk membeku," kata Turney.

"Jadi, ada pencairan lapisan es Greenland ini, yang membeku di atas lapisan permukaan samudra tapi akibat banyaknya air segar yang datang ke Atlantik Utara, air itu membawa air hangat ke ujung lapisan es," katanya.

"Akhirnya terjadilah apa yang mereka namakan umpan-balik positif, tempat permukaan dingin tapi ada air hangat di bawah lapisan es Greenland yang mencair, sehingga menarik lebih banyak air segar yang kemudian menutupi lebih banyak permukaan air. Jadi, itu seperti penguat," katanya.

Penerjemah: Chaidar Abdullah

Pewarta: antara
Editor: Gusti Nur Cahya Aryani
Copyright © ANTARA 2018