Jakarta (ANTARA News) - Krisis `subprime mortgage AS` atau kredit macet sektor perumahan masih menekan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Jakarta (BEJ), yang pada perdagangan Senin pagi melemah 0,90 persen. IHSG sesi pagi ditutup turun 19,813 poin menjadi 2.187,128, sedangkan indeks LQ45 kelompok 45 saham unggulan melemah 3,507 poin atau 0,77 persen ke posisi 453,133. Analisa PT Valbury Asia Securities, Kris Dwi Setiawan, mengatakan terus berlanjutnya penurunan indeks akibat krisis pasar global masih ditimbulkan oleh masalah kredit "subprime mortgage" (perumahan) di AS. Melemahnya bursa AS pada penutupan Jumat pekan lalu masih menjadi penghalang para pelaku pasar untuk melakukan pembelian, sehingga aksi jual masih menjadi penekan IHSG. Selain itu, melemahnya harga komoditi di pasar internasional juga menjadi penekan indeks pertambangan untuk memimpin indeks BEJ melemah. anjloknya indeks saham blue-chip Dow Jones industrials 31,13 poin atau 0,23 persen menjadi 13.239,54 telah mengahambat laju bursa-bursa regional dan perdagangan saham di BEJ. Masih berlanjutnya kekhawatiran krisi subprime ini telah menekan 107 saham di BEJ turun, dibanding yang naik 31, sedangkan 48 saham tidak berubah harganya dan 210 tidak diperdagangkan. Pelemahan indeks pada perdagangan sesi pagi ini dipimpin saham Bank BNI (BBNI), Perusahaan Gas Negara (PGAS), Telkom (TLKM), Bumi Resources (BUMI), Bank BRI (BBRI) dan Bank Mandiri (BMRI. Saham BBNI terkoreksi Rp150 ke harga Rp1.975, PGAS melemah Rp150 menjadi Rp10.750, TLKM terkikis Rp100 ke posisi Rp10.800, , BUMI tertekan Rp25 ke posisi Rp2.525, BBRI melorot Rp100 ke level Rp3.900 dan BMRI melemah RpRp25 ke harga Rp3.150. Perdagangan berjalan sepi, dengan volume perdagangan sesi pagi ini hanya mencapai 794,516 juta saham dengan nilai Rp794,670 miliar dari 10.984 kali transaksi. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2007