Padang (ANTARA News) - Menteri Sosial Bachtiar Chamsyah menilai DR. Mohammad Natsir, tokoh kharismatik yang pernah menjadi Perdana Menteri Indonesia pada 1950, pantas menjadi pahlawan nasional, karena kiprahnya menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). "Secara umum melihat perjuangan dan membaca sejarah dan pemikirannya tentang negara RI, tokoh nasional dan agama itu pantas menjadi pahlawan nasional," katanya di Padang, akhir pekan lalu. Mensos hadir di Padang menjadi pembicara utama dalam Seminar Nasional pengusulan Mohammad Natsir menjadi pahlawan nasional, yang dihadiri sekitar 300 peserta berasal dari seluruh elemen masyarakat Sumbar, kalangan pemda dan akademisi di Aula Kantor Gubernur Sumbar. Mohammad Natsir satu dari 16 tokoh Sumbar yang sedang diusulkan menjadi pahlawan nasional kini sedang diproses di Departemen Sosial. Mensos mengatakan tim independen kini sedang melakukan pengakajian intensif tentang pantas tidaknya Moh Natsir menjadi salah satu pahlawan nasional, dengan berbagai kriteria di antaranya dinilai tidak boleh bertentangan dengan negara RI. Moh. Natsir, menurut penilaiannya, memang pantas dianugrahi gelar pahlawan nasional karena sejumlah peran dan jasanya terhadap bangsa dan negara RI. Kiprahmya antara lain pembelaan terhadap Islam agar tidak dijadikan kendaraan politik, karena ketika itu banyak tokoh Muslim menjadikannya satu komoditas. Moh. Natsir mencoba mengenalkan Islam sebagai satu jatidiri bangsa didasari pemikiran tulus tentang hakekat Islam yang tidak memisahkan antara keagamaan dan kenegaraan. Selanjutnya, berdasarkan pengamatannya, secara riil Moh Natsir dinilai telah mempraktekkkan dan memperlihatkan contoh agama dapat menjadi motor penggerak kehidupan bermasyarakat, dengan mendirikan Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi). "Organisasi ini telah banyak berkiprah dalam kehidupan masyarakat ketika itu," ujarnya. Namun Mensos, kiprah dan keteladanan Moh Natsir ini sering dinilai dengan versi yang berbeda oleh sebagian besar orang, salah satunya dengan menghubungkannya dengan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI). Dengan adanya beragam penilaian tentang Moh Natsir, pengusulan tokoh kelahiran Alahan Panjang, Sumbar, tahun 1908 sebagai pahlawan nasional menjadi sedikit terkendala. Menurut Gubernur Sumbar, Gamawan Fauzi, tercatat Pemda Sumbar sudah enam kali mengusulkannya menjadi salah satu pahlawan nasional, namun selalu terkendala. "Kita akan terus memperjuangkannya dan terus mengumpulkan bukti-bukti tentang perannya menyelamatkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)," katanya. (*)
Copyright © ANTARA 2007