Jakarta, 11/8 (ANTARA News) - Kementerian ESDM membagikan 1.000 paket lampu tenaga surya hemat energi (LTSHE) untuk masyarakat pedalaman di Kabupaten Yahukimo, Papua, mulai Sabtu.
"Lampu LTSHE yang saat ini masih berada di gudang transit Sentani, Papua, akan dikirim ke Yahukimo menggunakan pesawat caravan. Sekali angkut bisa sekitar 100 paket dengan dibongkar terlebih dahulu dari kardusnya untuk menghemat tempat di pesawat," ujar Staf Ahli Menteri ESDM Bidang Ekonomi Sumber Daya Alam Dadan Kusdiana saat mengecek ke gudang transit LTSHE di pinggir Danau Sentani, Papua, Jumat (10/8).
Dalam siaran pers Kementerian ESDM, Sabtu, paket LTSHE berisi satu panel photovoltaik 20 Watt peak (Wp); empat lampu LED yang masing tiga Watt beserta baterai litium; empat kabel masing-masing lima meter; dua buah hub; satu USB untuk charge telepon genggam; dan tiang penyangga aluminium sepanjang satu meter.
Dadan mengungkapkan, Yahukimo mendapat prioritas pembagian LTSHE karena merupakan daerah tertinggal, terdepan, terluar dan transmigrasi atau 4T.
"Sulitnya medan di Yahukimo menyebabkan listrik PLN belum menjangkau wilayah tersebut, di sinilah peran pemerintah untuk melakukan praelektrifikasi melalui pembagian LTSHE ini," katanya.
Sementara itu, Hadi M Djuraid, Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Komunikasi Publik, lebih lanjut menjelaskan kriteria lain penerima LTSHE adalah wilayah tersebut belum dialiri listrik selama 3-5 tahun.
"Kami tidak akan membiarkan daerah tersebut gelap, sampai nantinya PLN masuk wilayah tersebut," tegas Hadi.
Kementerian ESDM sudah memulai program pembagian lampu surya sejak 2017 sebagai upaya praelektrifikasi untuk daerah-daerah yang belum tersentuh listrik PLN.
Untuk 2018, Kementerian ESDM menargetkan untuk menerangi 167.064 rumah di 15 provinsi di 1.259 desa.
LTSHE yang dibagikan memiliki tiga mode kecerahan yakni maksimal, sedang, dan redup.
Untuk mode penerangan maksimal, lampu dapat menyala selama lima jam, sedang 11 jam, dan redup hingga 47 jam nonstop.
Setiap paket juga dilengkapi dengan barcode, sehingga terdata dan terverifikasi sesuai daerahnya, dengan tidak boleh ditukar atau dialihkan.
Sebelum pemasangan, warga akan mendapatkan sosialisasi cara pakai LTSHE, yang bergaransi nyala tiga tahun itu.
Apabila ada permasalahan, tim pusat perbaikan (service center) di tiap distrik siap memberikan penanganan.
"Kalau ada keluhan kami jemput bola melalui `service center` di tiap distrik. Sebelumnya juga ada sosialisasi, namun terkadang ada kendala bahasa, jadi kami libatkan tokoh masyarakat untuk ikut sosialisasi," ungkap Sekretaris Direktorat Jenderal EBTKE Kementerian ESDM Wawan Supriatna pada kesempatan tersebut.
Kementerian ESDM menargetkan program LTSHE pada 2017-2019 dapat menyalurkan 400.000 LTSHE kepada sekitar 2.500 desa, yang belum menikmati listrik.
Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Jaka Sugiyanta
Copyright © ANTARA 2018