Atambua, NTT (ANTARA News) - Kondisi keamanan di ibukota Timor Leste , Dili, berangsur aman seperti semula dan aktivitas warga juga mulai normal kembali, sementara persiapan perayaan HUT RI ke-62 di KBRI Dili juga berlangsung semarak. Duta Besar RI di Dili, Ahmed S Bey, saat dihubungi ANTARA di Dili dari Atambua, NTT, Senin, menyatakan "Kondisi di sini telah aman kembali. Memang masih ada letupan di sana-sini. Namun itu kebanyakan terjadi di Distrik Baucau dan Distrik Viqueque yang jauh dari Dili". Sofyan menyatakan pemerintah Timor Leste -- dahulu Timor Timur -- yang baru serius menangani pengamanan negaranya dan berbagai aset perekonomian serta pemerintahan di negara itu. Salah satu upayanya adalah mengaktifkan pengamanan 24 jam sehari di berbagai sudut kota Dili oleh Tentara Nasional Timor Leste ataupun Polisi Nasional negara itu. Berbagai aset perekonomian yang dijaga ketat itu, katanya, adalah depo BBM di tepi laut kota Dili milik PT Pertamina, yang dijaga ketat oleh tentara negara itu. Dengan bersenjata lengkap, mereka siap menghalau siapa pun yang berniat buruk terhadap aset vital negara itu. Timor Leste masih sangat mengandalkan suplai BBM dari Indonesia, yang dilaksanakan penyalurannya melalui jalur laut dan darat, yaitu dari Pintu Perlintasan Utama Mota Ain, Kabupaten Belu. "Mereka menempatkan beberapa regu tentaranya di sana sepanjang waktu. Kami juga berterima kasih atas langkah positif itu," kata Bey. Sejauh ini, katanya, pihaknya masih belum menerima pengaduan gangguan keamanan terhadap WNI yang jumlahnya cukup banyak di negara itu, yang kebanyakan bergiat di bidang perekonomian formal dan nonformal. Sementara itu, menyambut peringatan kemerdekaan Indonesia ke-62 di Timor Leste , dia menjelaskan berbagai keriaan dan perayaan telah mulai "dicicil" sejak beberapa hari lalu. Perlombaan dan pertandingan khas 17 Agustusan juga dilaksanakan dengan penuh antusiasme dari masyarakat Indonesia di sana. "Di antaranya lomba makan kerupuk, tarik tambang, pertandingan catur, bola voli. Pertandingan bola voli malah memakai lapangan milik PT Pertamina di Dili dan semuanya berjalan baik-baik saja, para penjaga juga sangat menikmati pertandingan itu," katanya. Dari berbagai keriaan yang dilaksanakan di sana, katanya, masyarakat Timor Leste juga menyaksikannya dengan penuh kegembiraan dan bahkan sebagian di antaranya juga berpartisipasi, terutama anak-anak, yang sangat bersemangat mengikuti lomba balap karung dan lomba makan kerupuk. Pada 17 Agustus nanti, katanya, dia akan memimpin detik-detik peringatan Proklamasi yang petugasnya diambil dari lingkungan KBRI Dili. Pada upacara itu, banyak warga Indonesia yang akan mengikuti jalannya upacara tersebut. "Seperti biasa, malam harinya akan diadakan resepsi kenegaraan di Wisma Negara. Presiden Ramos Horta dan Perdana Menteri Xanana Gusmao serta seluruh korps diplomatik dan pejabat resmi yang ada di Dili kami undang. Sejauh ini baik-baik saja," katanya. Sebelumnya, menyusul kerusuhan sporadis yang terjadi di Dili dan Baucau, terkait penunjukan Xanana Gusmao sebagai perdana menteri baru negara itu, Bey, menyatakan belum ada rencana dari KBRI untuk mengevakuasi semua warga negara Indonesia dari negara di sisi timur Pulau Timor itu. "Saya selalu melaporkan perkembangan terkini ke Jakarta. Memang keadaan sedikit kacau namun tidak sampai keluar rencana untuk mengevakuasi WNI di sini. Relatif terkendalilah, saya juga telah berkoordinasi dengan instansi pengamanan setempat dan dari PBB untuk hal ini," katanya dari Dili beberapa waktu lalu. Menurut dia, saat ini terdapat cukup banyak WNI di negara itu, yang kebanyakan bergiat di bidang perdagangan, jasa, dan transportasi. Hingga kini, perekonomian Timor Leste masih cukup banyak mengandalkan pengadaan berbagai komoditasnya dari Indonesia, karena lebih mudah diperoleh, birokrasi ringkas, dan harga bersaing dengan kualitas telah diterima secara baik. Sebelumnya, Presiden Jose Ramos Horta telah menggunakan hak konstitusionalnya dengan menunjuk rekannya, Ketua Umum Partai CNRT yang meraih 18 kursi di Parlemen, Xanana Gusmao, sebagai perdana menteri baru menggantikan Pejabat Perdana Menteri Estanislau da Silva. (*)
Copyright © ANTARA 2007