Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia mengupayakan defisit neraca transaksi berjalan pada akhir 2018 berada di bawah tiga persen terhadap PDB, meski hingga semester pertama 2018 telah 2,6 persen.
"Sampai akhir tahun ini, kami meyakini BI masih bisa menjaga di bawah tiga persen," ujar Direktur Eksekutif Kepala Departemen Statistik BI Yati Kurniati dalam jumpa pers di Jakarta, Jumat.
Ia mengatakan BI akan terus bekerja sama dengan pemerintah dengan melakukan berbagai upaya agar defisit neraca transaksi berjalan dapat lebih terkendali.
Salah satunya dengan meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara dan menggairahkan sektor pariwisata, terutama di daerah wisata prioritas, yang dapat menyumbang devisa dalam jangka pendek.
Yati menjelaskan strategi ini telah dilakukan oleh Thailand yang mampu mengembangkan dan mengelola industri pariwisatanya dengan optimal sehingga negara tersebut mempunyai surplus neraca jasa.
"Kami akan meningkatkan sumber-sumber devisa, seperti pariwisata, untuk meningkatkan surplus dan menekan defisit neraca jasa," ujarnya.
BI juga memberikan apresiasi kepada pemerintah yang telah membuat sistem pelayanan terintegrasi (OSS) untuk mengundang investasi, terutama yang berbasis ekspor dan subtitusi impor, sebagai upaya menekan defisit neraca transaksi berjalan.
Selain itu, tambah Yati, BI akan terus memperkuat bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi serta memperkuat koordinasi kebijakan dengan pemerintah untuk mendorong kelanjutan reformasi struktural.
BI juga terus mencermati perkembangan global yang dapat memengaruhi prospek neraca pembayaran, seperti tingginya ketidakpastian pasar keuangan global, kecenderungan proteksionisme perdagangan di sejumlah negara dan kenaikan harga minyak dunia.
Sebelumnya, Bank Sentral mencatat defisit neraca transaksi berjalan pada triwulan II-2018 mencapai delapan miliar dolar AS atau sudah menyentuh tiga persen terhadap PDB atau lebih tinggi dari triwulan sebelumnya sebesar 5,7 miliar dolar AS atau 2,2 persen terhadap PDB.
Salah satu penyebab peningkatan defisit neraca transaksi berjalan adalah penurunan surplus neraca perdagangan nonmigas dan ditambah kenaikan defisit neraca perdagangan migas.
Baca juga: Defisit transaksi berjalan triwulan II-2018 tiga persen
Baca juga: BI: Defisit transaksi berjalan 2018 masih aman
Pewarta: Satyagraha
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2018