Mataram (Antara) - Masjid kuno Bayan di Kampung Adat Bayan, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB), tetap berdiri tegak meski diguncang gempa dengan kekuatan 7 Skala Richter (SR) dan susulan 6,2 SR.

Dari pantauan pada Jumat, masjid yang berjarak 80 kilometer dari ibu kota Provinsi NTB, sama sekali tidak mengalami kerusakan yang berarti. Kecuali pagar tembok terlihat berserakan dihempas gelombang gempa yang berlangsung terus menerus.

Masjid yang berdindingkan bambu dan beratapkan bambu ditutup injuk itu serta berpondasikan susunan rapih batu, berdiri kokoh di atas gundukan tanah seperti bukit kecil. Demikian pula halnya rumah adat di Kampung Adat Bayan juga, tidak ada kerusakkan, seperti di Bayan Barat yang terdiri tiga lumbung padi dan 2 bruga (pendopo).

Warga kampung adat juga tetap menghuni rumahnya yang terbuat dari bambu serta beratapkan ilalang. "Alhamdulillah tidak ada yang rusak," kata Raden Kertamaji, penjaga rumah adat kepada Antara.
Yang rusak, kata dia, hanya pagar tembok yang membatasi dengan jalan raya saja. "Ini pagar tembok sedang dibersihkan," katanya.

Masjid kuno Bayan itu telah masuk bagian dari situs bersejarah karena berdiri pada abad ke-17. Saat ini diperkirakan usianya telah lebih dari 300 tahun.

Kecamatan Bayan dinilai salah satu gerbang masuknya Islam di Pulau Lombok. Di kecamatan inilah, Islam pertama kali diperkenalkan, dan Masjid Bayan Beleq merupakan masjid pertama yang berdiri di pulau ini.

Masjid kuno Bayan dihormati oleh pemeluk Agama Islam Wetu Telu.

Baca juga: BNPB: 75 persen permukiman Lombok Utara hancur
Baca juga: Puing-puing rumah di Lombok masih berserakan
Baca juga: Gempa susulan rusak kantor wali kota

Pewarta: Riza Fahriza
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2018