Jakarta (ANTARA News) - Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar mengharapkan PT Pertamina (Persero) melakukan investasi lebih awal di Blok Rokan, Riau.
Dengan demkian, menurut dia, laju produksi migas tetap terjaga sebagaimana saat alih kelola Blok Mahakam di Kalimantan Timur.
"Dalam salah satu Peraturan Menteri ESDM yang kami keluarkan tahun lalu, disebutkan kontraktor selanjutnya, dalam hal ini Pertamina, diharapkan atau dibolehkan melakukan investasi dari awal. Itu belajar dari pengalaman di Blok Mahakam," katanya.
Arcandra menjelaskan investasi di awal diperlukan untuk menghindari kemungkinan penurunan produksi migas di wilayah kerja migas terbesar Indonesia itu.
Baca juga: DPR: Segera tetapkan transisi Blok Rokan
Menurut dia, sebelum kontrak dengan operator sebelumnya PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) berakhir, keputusan pengalihan pengelolaan Blok Rokan kepada Pertamina diharapkan dapat memberi kepastian.
"Karena ada kepastian siapa yang mengelola, maka diharapkan ada program-program, sehingga produksi bisa dijaga," katanya.
Adapun terkait mitra yang harus digandeng Pertamina dalam pengelolaan Blok Rokan pasca-2021, Arcandra mengatakan sesuai syarat dan ketentuan (terms and condition) disebutkan BUMN itu wajib menggandeng mitra berpengalaman.
"Terms and condition memang menyebutkan Pertamina wajib bermitra dengan perusahaan yang berpengalaman di bidang hulu. Nanti, terserah Pertamina," katanya.
Berdasarkan data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), produksi Blok Rokan kini mencapai 207.000 barel per hari atau setara 26 persen produksi nasional.
Blok Rokan juga diperkirakan masih memiliki cadangan 26 miliar barel minyak.
Dengan mengelola Blok Rokan, kontribusi produksi minyak Pertamina bisa meningkat hingga 60 persen.
Baca juga: Jokowi janjikan blok migas untuk kemakmuran rakyat
Baca juga: Masa depan blok Rokan di tangan Pertamina
Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2018