Bogor (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Ani Yudhoyono pada Minggu siang ini berkumpul bersama sekitar 400 anak-anak dari seluruh Indonesia di halaman Istana Bogor saat menyaksikan lomba lukis dan cipta puisi anak-anak Indonesia.Kegiatan ini dilakukan Presiden sepulangnya melakukan kunjungan kerja ke Pekanbaru, Riau sejak Sabtu (11/8) kemarin.Setibanya di halaman Istana, Presiden dan Ibu Ani meninjau kegiatan mobil pintar dan pameran lukis dari dua orang tuna daksa dari Bandung. Presiden kemudian menengok 265 anak-anak dari 33 provinsi yang sedang mengikuti lomba lukis dengan tema Aku Bangga Menjadi Anak Indonesia. Sementara sekitar 150 anak juga mengikuti lomba cipta puisi dengan tema yang sama. Setelah itu Presiden dan Ibu Ani menyaksikan sejumlah sajian hiburan yang disembahkan oleh anak-anak seperti lagu, tari-tarian dan puisi. Presiden Yudhoyono yang berkaos kerah merah hati dalam kesempatan itu, meminta lukisan dan puisi hasil lomba itu dibukukan, diperbanyak dan disebarkan agar dibaca anak-anak seluruh Tanah Air. Presiden berpesan kepada anak-anak untuk belajar lebih baik, menyayangi orangtua, patuh pada guru, memelihara jasmani, taat beribadah dan menyayangi teman-teman agar kelak bangsa Indonesia terus bersatu membangun negeri. Presiden juga mengharapkan agar proklamasi menjadi momentum kebangkitan bangsa Indonesia, menjadi negara yang lebih baik, demokratis, adil dan sejahtera. Sementara Menbudpar Jero Watjik mengatakan lomba ini merupakan kegiatan kedua yang dilakukan Depbudpar bersama Depdiknas setelah yang pertama dilakukan tahun lalu di Istana Cipanas. Menurutnya, lomba cipta puisi dan lukis ini dilakukan untuk, menanamkan rasa cinta Tanah Air mulai usia dini. "Anak-anak perlu didekatkan dengan keindahan untuk mengungkapkan rasa cinta pada negeri dan kecintaan untuk membangun dan membela negerinya," katanya. Turut hadir pada acara itu Menko Kesra Aburizal Bakrie, Menkop dan UKM Suryadharma Ali, Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Meuthia Hatta, Meneg Lingkungan Hidup Rachmat Witoelar dan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Taufiq Effendi.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007