Jakarta (ANTARA News) - Tak disangka-sangka nama Sandiaga Salahuddin Uno, yang merupakan pengusaha muda muslim terpilih sebagai bakal calon wakil presiden mendampingi Prabowo Subianto di Pilpres 2019.
Hal itu disampaikan oleh bakal calon presiden, Prabowo Subianto di kediamannya di Jalan Kertanegara, Kebayoran, Jakarta Selatan, Kamis (9/8) malam.
Sandiaga Uno selama ini dikenal sebagai pengusaha muda dengan berbagai lini bisnisnya. Ia semakin dikenal sebagai pejabat publik setelah memenangkan Pilkada DKI Jakarta 2017 sebagai wakil gubernur bersama Anies Baswedan yang menjabat Gubernur DKI Jakarta.
Wakil Gubernur DKI Jakarta merupakan awal karier Sandi di kancah perpolitikan. Kini, ia semakin menancapkan jejaknya di ranah politik nasional setelah digandeng Ketua Umum Gerindra itu sebagai bakal calon wakil presiden yang akan bertarung pada Pilpres 2019
Sandi pun bertekad mewujudkan pemerintahan yang kuat dan fokus pada kemandirian bangsa.
"Kami mohon doa restu untuk bisa menghadirkan pemerintahan yang kuat yang fokus di kemandirian bangsa membangun ekonomi kita," kata Sandi.
Sebagai pengusaha yang kaya raya, dirinya ingin membangun ekonomi dengan membuka lapangan kerja, memastikan harga terjangkau, stabilitas harga pangan dan percepatan pembangunan.
Pria kelahiran Pekanbaru, 28 Juni 1969 ini adalah anak bungsu dari dua bersaudara dari pasangan Razif Halik Uno dan Rachmini Rachman. Ayahnya bekerja di perusahaan Caltex di Riau dan ibunya terkenal sebagai pakar pendidikan kepribadian.
Sandi Uno adalah lulusan Universitas Negeri Wichita, Amerika Serikat, dengan predikat summa cum laude. Sandi mengawali karier sebagai karyawan Bank Summa pada 1990.
Setahun kemudian ia mendapat beasiswa untuk melanjutkan pendidikan di Universitas George Washington, Amerika Serikat. Ia lulus dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) 4,00.
Kemudian, pada tahun 1993 ia bergabung dengan Seapower Asia Investment Limited di Singapura sebagai manajer investasi sekaligus di MP Holding Limited Group (mulai 1994). Pada 1995, ia pindah ke NTI Resources Ltd di Kanada dan menjabat Executive Vice President NTI Resources Ltd. dengan penghasilan 8.000 dollar AS per bulan.
Namun, krisis moneter sejak akhir 1997 menyebabkan perusahaan tempatnya bekerja bangkrut. Sandi pun tidak bisa lagi meneruskan pekerjaannya tersebut. Ia pulang ke Indonesia dengan predikat pengangguran dan tinggal bersama orang tuanya.
Sandi mencoba bangkit dan membuka usaha sendiri. Bersama teman-temannya, salah satunya Rosan Perkasa Roaeslani mendirikan perusahaan PT Recapital. Perusahaan yang bergerak di bidang jasa konsultan keuangan. Kebetulan saat itu banyak perusahaan dihantam krisis dan diambang bangkut. Kondisi ini menjadi peluang dan pasar perusahaan Sandiaga.
Secara perlahan Sandiaga membangun perusahaanya dan berhasil. Dia pun membuka bisnis baru dengan cara membeli perusahaan yang bangkrut, lalu dirapikan, dan dijual lagi. Hingga saat ini, bisnisnya berkembang pesat, dia memiliki perusahaan di berbagai sektor bisnis, antara lain pertambangan, infrastruktur, telekomunikasi, perkebunan, dan asuransi.
Dalam waktu bersamaan, pada tahun 1999, ia juga bergabung dengan Perusahaan Saratoga. Tidak terlalu sulit bagi Sandi membagi waktu antara Saratoga dan Recapital karena bergerak di bisnis yang berbeda. Saratoga adalah perusahaan private equity sementara Recapital, konsultan keuangan.
Sandi pernah berkarier sebagai pemegang saham PT Adaro Indonesia, Presdir PT Alberta Communication, Presdir PT Mitra Telecommunication dan bergabung dengan beberapa perusahaan internasional di Singapura dan Kanada. Di dunia usaha, Sandi diakui sebagai seorang pebisnis sukses dan tercatat sebagai salah satu orang terkaya di Indonesia.
Sandi pernah dinobatkan oleh Globe Asia sebagai orang terkaya ke-63 di Indonesia dengan jumlah kekayaan mencapai 245 juta dollar AS. Ia juga mendapat penghargaan Enterpreneur of The Year dari Enterprise Asia pada 2008.
Selain dunia bisnis, Sandi dikenal sebagai penggemar dunia olahrga, khususnya lari. Sandiaga Uno pernah keliling dunia dan berpartisipasi di 6 World Major Marathons New York (2011), Berlin (2012), Tokyo (2014), Chicago (2014), Boston (2015) dan London (2015). Pada 2013-2016, Sandi diangkat sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PB PRSI).
Sukses di dunia usaha dan olahraga, ia pun melirik ke dunia politik. Ia didaulat menjadi Wakil Ketua Dewan Partai Gerindra oleh Prabowo Subianto. Pada Pilgub DKI 2017, ia maju sebagai calon wakil gubernur DKI dan dilantik pada 16 Oktober 2017 bersama Anies Baswedan untuk periode 2017-2022.
Kini, setelah hampir 10 bulan menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandi digandeng Prabowo Subianto sebagai cawapres untuk Pilpres 2019. Namun, Sandi diminta mundur sebagai kader dan Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra untuk bisa diterima sebagai calon independen.
Langkah itu sebagai bentuk pengorbanan dari semua pihak karena memikirkan kepentingan semua pihak.
"Saya pun menerima kepercayaan ini. Saya menyatakan siap dan ingin menjadi alat untuk memajukan bangsa Indonesia," kata Prabowo.
Ia menginginkan Indonesia berdaulat dan sejahtera sehingga kekayaan Indonesia harus menjadi milik seluruh bangsa Indonesia.
Prabowo menegaskan bahwa keadilan sosial harus terwujud, kekayaan yang dimiliki bangsa Indonesia milik seluruh masyarakat, bukan segelintir orang.
Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018