Kalau calonnya, pilihannya tidak 'capable' atau tidak layak mungkin ditolak, kalau layak ya harus diterima
Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma'ruf Amin mengimbau seluruh komponen bangsa untuk tidak mudah terprovokasi dan memprovokasi dalam menyambut Pemilihan Presiden 2019.
"Jangan terprovokasi, jangan memprovokasi, kalau sampai terjadi itu 'kan bisa terjadi konflik dan kegaduhan tapi kalau masing-masing itu sesuai dengan aturan kemudian 'menjual' calonnya sebagaimana biasanya kemudian tidak menimbulkan permusuhan ini seperti tanding biasalah," kata Ma'ruf di Jakarta, Kamis.
Ma'ruf mengatakan setiap orang harus menahan diri untuk tidak memicu konflik dalam pelaksanaan konstestasi pemilihan umum.
"Kalau calonnya, pilihannya tidak 'capable' atau tidak layak mungkin ditolak, kalau layak ya harus diterima," tuturnya.
Dia mengimbau agar pemilihan umum dilaksanakan sebagai pertandingan yang adil tanpa menimbulkan permusuhan.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) akhirnya memutuskan untuk memilih Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia KH Ma`ruf Amin sebagai pendampingnya menjadi calon wakil presiden.
Direktur Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Enny Sri Hartati menilai Pemilu Presiden (Pilpres) 2019 seharusnya menjadi ajang masing-masing kandidat menawarkan gagasannya bagi Indonesia kedepan, bukan hanya pertarungan figur yang mengemasnya dengan isu agama dan suku.
"Publik berharap ada program-program yang disampaikan ketika mereka menjadi pemimpin sehingga ada pertarungan gagasan," kata Enny dalam diskusi bertajuk "Mencari Pendamping Jokowi: Visi Ekonomi Cawapres 2019" di Jakarta, Jumat (28/7).
Dia mengimbau masyarakat untuk mengetahui visi dan misi kepemimpinan para calon presiden dan wakil presiden sebelum memilih.
Baca juga: Ma'ruf Amin: Ini penghargaan kepada ulama
Baca juga: PKS kawal ijtima ulama hingga detik akhir
Baca juga: Tidak ada deklarasi, Relawan Jokowi bubarkan diri
Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2018