Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia sekaligus Rais Aam PBNU KH Ma`ruf Amin menyatakan penunjukan dirinya sebagai calon wakil presiden pendamping Joko Widodo merupakan penghargaan kepada ulama.
`Pilihan ini bukan semata-mata karena saya pribadi, tapi ini merupakan penghargaan terhadap ulama, terhadap Nahdlatul Ulama. Ini berarti Pak Jokowi menghargai NU, menghargai ulama," katanya dalam jumpa pers di Kantor PBNU, Jakarta, Kamis malam.
"Tentu ini harus dibalas dengan membantu dan mendukung beliau," tambah Kiai Ma`ruf.
Menurut dia cara membantu Jokowi adalah dengan mewujudkan Nawacita, visi dan misi Jokowi atas negara ini dalam beberapa aspek, terutama keutuhan bangsa.
"Dalam menjaga keutuhan bangsa kita harus mendorong bangsa ini mematuhi kesepakatan yang menjadi pilar utama bangsa ini, yakni Pancasila dan UUD 1945," katanya.
Yang ke dua, katanya, menjaga keutuhan bangsa melalui ukhuwah islamiyah (persaudaraan Islam) dan ukhuwah wathaniyah (persaudaraan antar warga bangsa).
"Kemudian yang ketiga harus aman, damai. Negara yang tidak aman, seperti beberapa negara di luar negeri, misalnya Afghanistan, punya minyak dan sumber daya yang kaya, tapi tidak bisa memanfaatkan karena tidak bisa menjaga keamanannya. Selalu perang, tidak aman, tidak damai," katanya.
Pada bidang ekonomi, kiai ahli hukum Islam ini ingin membangun ekonomi keumatan, pemberdayaan ekonomi umat.
"Ini bukan berarti melemahkan yang kuat. Yang kuat tidak perlu dilemahkan, tapi menguatkan yang lemah," katanya.
Aspek lainnya, menurut Kiai Ma`ruf adalah dengan mewujudkan kedaulatan hukum.
"Kita sudah punya perangkat hukum beserta undang-undangnya, tinggal kita perkuat," katanya.
Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018