Jadi sekolah dipaksa mengejar sekolah terbaik, tidak bisa pakai kebijakan terusSurabaya (ANTARA News) - Dinas Pendidikan Jawa Timur membentuk SMA Jaringan guna meningkatkan kualitas SMA/SMK dan siswa agar siap melanjutkan pendidikan tinggi atau mencari pekerjaan.
Kepala Dinas Pendidikan Jatim Saiful Rachman saat peresmian di Surabaya, Kamis mengatakan SMA Jaringan ini bentuk peningkatan kualitas dengan bantuan teknologi. Sebab, dengan wilayah geografis Jatim yang luas, maka pemanfaatan teknologi akan lebih efektif dibandingkan orientasi perorangan.
"Jadi sekolah dipaksa mengejar sekolah terbaik, tidak bisa pakai kebijakan terus. Sekolah jaringan ini isinya lima sampai 10 sekolah yang menginduk pada sekolah unggulan," kata dia.
Mantan Kepala Badan Diklat Jatim ini menjelaskan indikator sekolah induk diantaranya adalah sekolah yang 75 persen siswanya diterima perguruan tinggi negeri (PTN) dan nilai Ujian Nasionalnya baik.
"Nanti akan menggunakan teknologi melalui komputer atau gadget untuk saling berbagi materi dan pelaksanaan ujian daring," katanya.
Baca juga: Sistem zonasi sekolah sebaiknya dilengkapi sekolah unggulan
Baca juga: Sistem zonasi adalah bagian dari reformasi sekolah
Dengan peningkatan kualitas ini, guru juga harus mengejar polanya. Dia menilai, penerapan pembelajaran berbasis teknologi ini dengan sendirinya nilai UN akan terangkat baik.
"Kalau hanya kontrak kerja mereka akan kesulitan mencari pola pembelajaran yang efektif. Jadi riil terlaksana penggunaan teknologi dalam optimalisasi pembelajaran, bukan hanya teori," ujarnya.
Dalam peresmian sendiri ini diresmikan 114 sekolah induk. Setiap sekolah induk nanti akan membawahi lima sampai 10 sekolah jaringan.
Pewarta: Indra Setiawan
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2018