"Saya jadi teringat saat ketika berhaji tahun 2003 bersama istri. Saat itu, di Tanah Suci, saya menyaksikan jamaah haji Indonesia menikmati fasilitas yang disediakan pemerintah kita, sejak berangkat sampai pulang, dari angkutan darat, pemondokan, makanan, pelayanan kesehatan dan bimbingan ibadah," demikian Jokowi dalam keterangan fotonya pada Kamis siang.
Dia mengenang pengalamannya itu karena pada Rabu (8/8) sebanyak 153.675 jemaah haji Indonesia tiba di Arab Saudi sejak keberangkatan pertama pada 18 Juli 2018.
Jamaah haji terbagi dalam 382 kelompok terbang dari 18 embarkasi haji Indonesia.
Menurut Jokowi, pelayanan yang diberikan kepada lebih dari 200 ribu jamaah pada 2018 lebih baik dibanding saat dia berhaji dahulu.
"Ini berkat berbagai terobosan dan inovasi yang ditempuh pemerintah, di antaranya rekam sidik jari dan foto wajah jamaah kini dilakukan di Indonesia, bukan di Jeddah atau Madinah, menghindari antrian panjang dan lama setiba di Arab Saudi," jelas Presiden.
Pemerintah menyewa 165 hotel di Kota Mekkah serta 107 hotel di Kota Madinah guna memfasilitasi penginapan para jamaah.
Sebanyak 32 hotel dari jumlah tersebut disewa satu musim penuh.
Selain itu, layanan katering untuk jamaah haji Indonesia juga ditambah dari 25 kali menjadi 40 kali lipat.
"Sementara living cost sebesar 1.500 riyal tetap diberikan penuh yang bisa digunakan jemaah untuk keperluan lainnya.
Menurut Kepala Negara, seluruh inovasi dilakukan agar jamaah haji Indonesia dapat beribadah dengan tenang dan memperoleh kemambruran dan kembali ke Indonesia dalam kondisi sehat.
Pewarta: Bayu Prasetyo
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018