Jakarta, (ANTARA News) - Rekayasa jarak tanam jagung varietas HJ 21 menggunakan "double row" yang dilaksanakan di Kecamatan Arjasa, Kabupaten Situbondo dan Kecamatan Manding, Kabupaten Sumenep menunjukkan produktifitas yang lebih tinggi.
Dalam siaran pers yang diterima Antara Jakarta, kamis (9/8) jagung varietas HJ 21 pada pengkajian ini ditanam dengan jarak tanam 75 cm x 20 cm dan setelah panen diperoleh hasil 5,0-6,7 ton per hektar pipilan kering.
Sedangkan dengan merekayasa jarak tanam menjadi "double row" yakni: 100 cm x 50 cm x 20 cm dengan populasi benih yang sama diperoleh hasil 5,5-7,5 ton per hektar atau terdapat kenaikan 0,5-0,8 ton per hektar jagung pipilan kering.
Selain hasil meningkat, jagung yang ditanam dengan jarak tanam "double row" membutuhkan biaya pengelolaan dan benih jagung yang sama dengan jagung jarak tanam yang biasa atau umum. Sehingga keuntungan usaha tani meningkat, disamping itu pemeliharaan tanaman lebih mudah dilakukan karena terdapat ruang yang lebih lebar.
Pada saat tanaman jagung menjelang dipanen (15 hari sebelum panen), batang diatas tongkol dan daun dibawah tongkol, dipangkas guna mempercepat pengeringan tongkol di lapang. Hasil pangkasan (biomas) jagung bisa mencapai 7-8 ton per hektar biomas segar dan dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak sapi.
Setelah pemangkasan daun, dapat segera dilakukan tanam sisip (relay planting) jagung atau kedelai secara tugal karena kelengasan tanah masih cukup tinggi sehingga sangat baik untuk pertumbuhan awal jagung atau kedelai.
Dengan tanam sisip jagung atau kedelai yang dilakukan lebih awal sekitar 15 hari, maka waktu panen menjadi lebih cepat sehingga resiko kekurangan air saat pengisian tongkol dapat dihindari oleh karena saat musim kemarau biasanya defisit air.
Pewarta: Jaka Sugianta
Editor: Jaka Sugiyanta
Copyright © ANTARA 2018