Jakarta (ANTARA News) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada pekan depan diperkirakan masih bergerak `fluktuatif` (naik turun), karena masih besarnya pengaruh krisis pasar saham di dunia. "Saham yang bergerak naik turun masih akan berlangsung, karena pasar masih akan bergerak mengikuti gejolak pasar global," kata Analis Riset PT Valbury Asia Securities, Krisna Dwi Setiawan, kepada ANTARA di Jakarta akhir pekan ini. Krisna mengatakan krisis pasar global masih ditimbulkan oleh masalah kredit "subprime mortgage" (perumahan) di AS. Dia juga mengungkapkan kondisi dari dalam negeri sebenarnya tidak ada masalah, baik makro ekonomi dan kinerja emiten. Namun sentimen positif ini belum bisa mengangkat indeks BEJ pada pekan ini. Dia memperkirakan arah indeks BEJ tidak jauh dari pergerakan saham bursa regional. Kondisi ini merupakan kelanjutan dari perdagangan pekan ini yang anjlok cukup dalam karena terpengaruh pasar global. IHSG sepanjang pekan ini mengalami penurunan sebesar 62,395 poin atau 2,74 persen menjadi 2.207,396. Sementara indeks LQ45 kelompok 45 saham unggulan dalam pekan ini melemah 13,580 poin atau 2,88 persen ke level 456,640. Volume perdagangan rata-rata pekan ini mencapai 3,406 miliar lembar saham dengan nilai Rp2,937 triliun per hari. Posisi investor asing dalam pekan ini `net buy` (beli netto) mencapai Rp2,075 triliun. (*)
Pewarta:
Copyright © ANTARA 2007