Tiga hingga empat minggu ke depan gempa kecil masih akan terjadi. Kita harus menerimanya, ini proses alam...
Mataram, Nusa Tenggara Barat (ANTARA News) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan gempa susulan skala kecil akan terus terjadi hingga empat minggu ke depan di wilayah Lombok, yang diguncang gempa 6,4 Skala Richter pada 29 Juli dan gempa 7,0 Skala Richter pada 5 Agustus.
"Tiga hingga empat minggu ke depan gempa kecil masih akan terjadi. Kita harus menerimanya, ini proses alam," kata Dwikorita di Mataram, Kamis.
Gempa susulan, menurut dia, kekuatannya maksimal pada kisaran 5,0 SR dan tidak berpotensi menimbulkan kerusakan. Namun dia mengingatkan warga yang rumahnya rusak akibat gempa besar pada Minggu (5/8) untuk tetap waspada.
Ia mengatakan seluruh warga harus siap menghadapi risiko itu karena Pulau Lombok berdekatan dengan Sesar Flores yang membentang dari Bali hingga utara Laut Flores.
"Gempa di Lombok kali ini adalah siklus 200 tahunan dari patahan Flores, energi terkuat telah selesai," kata Dwikorita.
Energi tersebut keluar secara berangsur dan dua kali menimbulkan efek merusak di Lombok. Setelah energi terbesar keluar pada 5 Agustus dan menyebabkan getaran hingga 7,0 SR, yang tersisa kemungkinan energi kecil yang membawa gempa-gempa susulan.
"Justru akan sangat berbahaya jika setelah gempa besar terjadi namun tidak ada gempa susulan kecil setelahnya, berarti masih ada potensi energi besar," jelas Dwikorita.
"Warga sudah boleh jika ingin kembali ke rumah, keadaan sudah berangsur aman."
Baca juga: BMKG deteksi 344 gempa di Lombok sejak 29 Juli
Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018