Lombok Utara (ANTARA News) - Warga Dusun Mentigi, Desa Malaka, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara, mengeluhkan belum adanya bantuan yang datang, padahal kondisi mereka sangat memprihatinkan di tenda-tenda pengungsian pascagempa bumi 7 Skala Richter yang terjadi pada Minggu (5/8) malam.
"Belum ada bantuan yang datang kepada kami. Padahal desa kami juga paling parah terkena gempa. Kami sudah empat hari di sini," kata Wahyu (48) salah seorang tokoh di desa setempat, Rabu.
Ia berharap, adanya perhatian dari pemerintah terhadap nasib mereka yang saat ini harus tinggal di tenda-tenda pengungsian, karena semua harta dan rumah yang dimiliki rusak akibat gempa.
Menurut Wahyu, saat ini pihaknya sangat membutuhkan selimut, tenda, air minum dan bahan makanan.
Sebab, jika mencari sendiri pihaknya kesulitan di tengah kondisi perekonomian Lombok Utara yang masih lumpuh, berhubung para pemilik toko maupun pedagang di pasar-pasar sudah tidak ada.
"Mereka juga menjadi korban gempa. Lalu kalau pun kita mencari bahan pangan dan lain-lain itu harus ke Mataram, tapi tetap sulit karena pusat perdagangan tampaknya masih tutup," ungkapnya.
Persoalan minimnya bantuan ini juga dikeluhkan warga Desa Malaka lainnya, Marhum (48). Menurut dia, bantuan yang datang pascagempa tidak mencukupi karena jumlah warga sangat banyak dan tersebar di sejumlah titik pengungsian di desa itu.
"Tidak meratanya distribusi bantuan kami sayangkan. Kami juga sama dengan warga lainnya yang ikut terkena gempa," paparnya.
Marhum berharap persoalan bantuan ini bisa dikoordinasi dengan baik sehingga seluruh masyarakat bisa mendapatkan bantuan dengan merata.
"Kami sebenarnya ingin bangkit, berusaha lagi, tapi masih serba sulit, mau kerja belum bisa karena semuanya hancur," katanya.
Baca juga: BPBD: korban meninggal di Lombok Utara 347 orang
Baca juga: Baznas dirikan rumah sakit lapangan untuk korban gempa
Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018