Radikal yang saya maksud adalah yang anti-NKRI, anti-Pancasila, intoleran, dan penyebar paham takfiri yang suka mengafir-kafirkan orang. Ini yang sangat berbahaya dan harus dilawan."
Jakarta (ANTARA News) - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Komjen Pol Suhardi Alius mengatakan mahasiswa baru harus dibentengi dari pengaruh radikalisme.
"Bila tidak dibentengi, para generasi penerus bangsa ini bisa saja terjerumus ke dalam paham-paham yang merusak," kata Kepala BNPT dikutip dari siaran pers.
Berbicara di depan 5.800 mahasiswa baru di Universitas Andalas (Unand) dan 3.000 lebih mahasiswa baru di Universitas Negeri Padang (UNP), Padang, Sumatera Barat, Rabu (8/8), Suhardi mengatakan mahasiswa baru merupakan anak-anak muda pada usia yang menjadi sasaran propaganda kelompok radikal.
"Anak-anak muda masih labil, rasa ingin tahunya tinggi sehingga jadi sasaran `brain washing`. Kalian harus hati-hati," kata Suhardi.
Menurut dia perlu ada program khusus pada masa orientasi mahasiswa baru berupa penguatan jiwa nasionalisme dan pembekalan terhadap paham radikal.
"Radikal yang saya maksud adalah yang anti-NKRI, anti-Pancasila, intoleran, dan penyebar paham takfiri yang suka mengafir-kafirkan orang. Ini yang sangat berbahaya dan harus dilawan," katanya.
Semua perguruan tinggi harus mengalokasikan pola untuk mengundang narasumber guna memberikan pemahaman dalam pencegahan bahaya radikalisme di lingkungan kampus, kata Suhardi.
Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018