Sidoarjo (ANTARA News) - Untuk kesekian kalinya tanggul kanal lumpur Lapindo Brantas Inc, di titik 25 Desa Jatirejo, Kecamatan Porong Sidoarjo, Jatim, Sabtu, kembali jebol 60 meter, akibat penurunan tanah. Menurut petugas tanggul Hadi Prayitno, Sabtu kepada ANTARA News, tanggul di titik 25 jebol, karena selain disebabkan adanya penurunan tanah di sekitar tanggul, juga diduga akibat pengaruh semburan baru (bubble) yang ada sekitar jebolnya tanggul. "Penyebab jebolnya tanggul ini masih belum diketahui secara pasti. Apakah karena adanya unsur penurunan tanah, atau ditimbulkan akibat bubble yang ada di titik yang jebol tersebut," katanya. Petugas terus melakukan perbaikan tanggul kanal lumpur yang jebol tersebut. Tampak dua eskavator didatangkan guna melakukan perbaikan tanggul yang Rabu (8/8) lalu juga jebol. Sementara itu, pengasuh Padepokan Brajamusti, Cisaat, Sukabumi, Jawa Barat A`a Gatot Brajamusti menawarkan diri menutup semburan lumpur panas Lapindo Brantas Inc, ini. Menurut dia di Surabaya, ketika melihat semburan lumpur secara langsung di Sidoarjo, hatinya langsung bergetar. "Saya merasa kasihan dengan keadaan masyarakat yang menjadi korban luapan lumpur panas ini," katanya. Ia mengatakan, hatinya langsung tergerak untuk membantu warga dengan cara berusaha menutup semburan lumpur yang tak terduga tersebut. "Lumpur yang dikeluarkan kan jumlah tidak tahu secara persis, nggak pernah berhenti, dan tidak diduga. Ini menandakan suatu gaib," katanya. Karena itu, dirinya bersama para ulama di Sidorajo akan berusaha menutup semburan lumpur. "Insya Allah, dengan bantuan para ulama dan masyarakat kita akan berusaha menutup semburan lumpur," katanya. Namun, A`a Gatot Brajamusti melayangkan dua syarat, yaitu pertama , pihak Lapindo Brantas Inc. dan pemerintah memenuhi hak warga korban luapan lumpur dan kedua memberikan beasiswa pendidikan kepada anak-anak korban lumpur. Menyinggung dengan cara apa untuk menutup semburan lumpur, Ia tidak bersedia menjelaskan, namun yang pasti dengan cara non teknologi. "Dengan cara teknologi khan sudah, sekarang dengan cara non teknologi. Sebab, semburan lumpur ada yang gaib. Kalau dijelaskan proses penutupan, ceritanya akan panjang lebar," katanya. Untuk menunggu kepastian apakah semburan lumpur tersebut akan ditutup atau tidak, pihaknya masih menunggu konfirmasi dari pihak terkait seperti Lapindo maupun dari Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS). "Lapindo dan pihak terkait sudah kami hubungi, namun hingga saat ini masih belum ada jawaban pasti," kata Reza Artamevia, artis yang juga ikut dalam rombongan Gatot Brajamusti dan menjadi negosiator. Gatot Brajamusti menambahkan bahwa jika tidak ada jawaban, berarti Lapindo, BPLS dan pemerintah memang tidak ada niatan untuk menutup luapan lumpur tersebut.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007