jamaah bisa dengan memperbanyak konsumsi air minum yang bisa membasahi tenggorokanMekkah (ANTARA News) - Kepala Bidang Kesehatan Arab Saudi dr Melzan Dharmayuli berbagi kiat dalam menghadapi masalah akibat cuaca panas di Tanah Suci, yang biasa dialami jamaah calon haji, seperti bibir pecah-pecah, mimisan, tenggorokan kering dan batuk, kulit kering dan gatal serta kaki melepuh.
"Persoalan-persoalan kesehatan di Tanah Suci itu bisa ditangani dengan cara yang mudah dan sederhana. Guna mencegah bibir pecah-pecah jamaah agar menggunakan pelembab bibir sesering mungkin. Tidak kalah penting adalah hidrasi dari dalam dengan mengonsumsi buah dan sayur yang cukup, " kata Melzan di Mekkah, Rabu.
Tidak kalah penting, kata dia, adalah banyak minum sekaligus membasahi bibir dengan air tersebut. Sementara, bila terjadi gangguan berupa mimisan, jamaah agar menggunakan masker dan sering-sering membasahinya. "Kemudian perbanyak menyemprotkan air dengan semprotan ke area wajah."
Gangguan kesehatan selanjutnya adalah tenggorokan kering dan batuk. "Apabila ingin menghindari persoalan tersebut, jamaah bisa dengan memperbanyak konsumsi air minum yang bisa membasahi tenggorokan."
Baca juga: Cuaca ekstrim jamaah haji Indonesia terserang batuk-pilek
Sementara,m bagi jamaah yang mengalami kulit kering dan gatal, kata dia, harus menjadi pelajaran bahwa hal itu bisa terjadi pada mereka yang tidak menggunakan pelembab dan menyemprot permukaan kulit dengan air.
Maka dari itu, Melzan mengajak jamaah untuk sesering mungkin menyemprot permukaan kulit yang terpapar panas. Tidak kalah penting adalah menggunakan pelembab kulit.
Terakhir, banyak jamaah yang kakinya melepuh karena tidak menggunakan sandal saat berjalan di area terbuka di Tanah Suci. Padahal permukaan tanah di Saudi bisa sangat membahayakan jamaah di siang hari karena sangat panas dan memicu kaki melepuh jika nekat tidak menggunakan alas kaki saat menjamahnya.
"Adapun untuk mencegah kaki melepuh, jamaah harus selalu memakai alas kaki dan membawa kantong untuk menyimpannya. Bawa sendiri dan tidak ditinggalkan di luar masjid atau dititipkan ke teman," katanya.
Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2018