Pencarian dan penyelamatan korban sedang berlangsung di dua tempat paling parah di Lading-Lading
Lombok Utara (ANTARA News) - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Willem Rampangilei mengungkapkan jumlah korban meninggal akibat gempa bumi di Lombok, yang terdata hingga Selasa pukul 12.00 Wita mencapai 108 orang.
"Sedangkan korban luka-luka sebanyak 134 orang," katanya usai rapat koordinasi penanganan gempa Lombok di Tanjung, Kabupaten Lombok Utara, Selasa.
Ia menyatakan, kemungkinan jumlah korban luka akan mengalami peningkatan sebab jumlah pasien cenderung dinamis.
"Tadi ada 50 pasien yang sudah dioperasi, dari total 87 pasien yang harus dioperasi, sementara sisa 37 pasien lainnya sedang menunggu fasilitas untuk operasi tulang terbuka dan tertutup," katanya.
Willem mengatakan tantangan pelayanan medis ialah banyak pasien yang masih trauma berada di dalam ruangan sehingga memengaruhi penanganan lebih lanjut.
"Di sini pada trauma, pada umumnya saat operasi atau setelah operasi tidak mau di gedung, maunya di rawat di luar," katanya.
Ia mengatakan saat ini tim operasi gabungan terus melakukan pencarian dan penyelamatan korban yang masih berada di bawah reruntuhan bangunan.
"Pencarian dan penyelamatan korban sedang berlangsung di dua tempat paling parah di Lading-Lading di sana ada dua alat berat yang dikerahkan dan di Bangsal juga sedang dilakukan tugas penyelamatan," ungkap Willem.
Baca juga: BNPB akan bangun pos pendampingan penanganan gempa
Baca juga: PLN perbaiki jaringan pascagempa
Ia mengatakan proses pencarian dan pertolongan masih terkendala kurangnya alat-alat berat. Sejauh ini, alat berat yang sudah beroperasi baru dua unit.
"Ada tambahan empat ekskavator dari Dinas PU dan satu alat berat dari PT AMNT," ujarnya.
Ia menambahkan semua peralatan akan dikerahkan untuk mempercepat upaya pencarian, termasuk menggunakan empat anjing pelacak dari kepolisian dan dua anjing pelacak dari Basarnas sehingga mempermudah dalam upaya evakuasi warga yang diperkirakan masih tertimbun.
Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2018