Yogyakarta (ANTARA News) - Peraih Nobel Perdamaian 2006 Muhammad Yunus mengatakan, sistem "Grameen Bank" yang didirikannya di Bangladesh dapat diterapkan di Indonesia, karena sistem tersebut bersifat visibel.
"Penerapan sistem Grameen Bank menggunakan prinsip antara lain tanpa surat perjanjian. Kepercayaan adalah hal utama dalam pelaksanaannya dan tidak ada pemberlakuan sanksi," katanya pada kuliah umum "Penanggulangan Kemiskinan melalui Pemberdayaan `Microfinance`" di Balai Senat Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Sabtu.
Sistem Grameen Bank, menurut dia, telah digunakan oleh ratusan institusi di berbagai negara untuk menanggulangi kemiskinan.
Ia mengemukakan, Grameen Bank bertujuan untuk membuat sistem perbankan yang adil, pro rakyat miskin, dan pro perempuan.
"Sejalan dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, inilah saatnya untuk menanggulangi kemiskinan yang ada di banyak negara melalui Grameen Bank, karena sistem perbankan konvensional cenderung tidak adil, tidak pro rakyat miskin, dan tidak pro perempuan," katanya.
Muhammad Yunus adalah pendiri dan direktur Grameen Bank di Bangladesh, yakni perbankan yang menyediakan kredit tanpa jaminan untuk masyarakat miskin.
Saat ini telah berdiri 2.431 cabang dari Grameen Bank yang menyediakan kredit bagi 7,2 juta rakyat miskin di 78.659 desa di Bangladesh.
Muhammad Yunus memulai proyek Grameen Bank pada 1976 dan dapat mewujudkannya menjadi bank resmi pada 1983 yang menyediakan pinjaman kecil untuk wiraswasta bagi rakyat miskin di pedesaan terutama kaum perempuan miskin.
Lebih dari 30 penghargaan internasional dan sekitar 27 gelar kehormatan dari berbagai perguruan tinggi di dunia telah diperoleh Muhammad Yunus berkat konsep Grameen Bank yang digagasnya.
Selain Grameen Bank, ia juga menciptakan sejumlah perusahaan di Bangladesh yang ditujukan untuk menanggulangi kemiskinan, di antaranya Grameen Phone yakni sebuah perusahaan komunikasi, Grameen Cybernet yakni penyedia layanan internet, Grameen Software Company, dan belasan perusahaan lain yang menggunakan sistem Grameen.
Usai memberikan kuliah umum di UGM selama sekitar dua jam, Muhammad Yunus dijadwalkan mengunjungi Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007