Pertama kali saya harus menyiapkan air dan sanitasi. Pada satu dua hari pertama (warga) masih diam, hari ketiga tidak ada sanitasi air pasti ribut. Di sana ada sumur air tanah, di Lombok Utara banyak air jadi masih bisa dengan sumur bor, sumber air m
Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah akan fokus menyediakan fasilitas sanitasi bagi masyarakat di lokasi bencana gempa di Pulau Lombok, Sumbawa dan Bali.
"Pertama kali saya harus menyiapkan air dan sanitasi. Pada satu dua hari pertama (warga) masih diam, hari ketiga tidak ada sanitasi air pasti ribut. Di sana ada sumur air tanah, di Lombok Utara banyak air jadi masih bisa dengan sumur bor, sumber air masih banyak untuk para pengungsi," kata Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono di lingkungan istana kepresidenan Jakarta, Selasa.
Dampak gempa 7,0 skala Richter (SR) yang mengguncang wilayah Lombok, Sumbawa dan Bali pada 5 Agustus 2018 pukul 18.46 WIB telah menyebabkan berbagai wilayah mengalami kerusakan.
Data sementara yang berhasil dihimpun Posko BNPB mencatat sebanyak 105 orang meninggal dunia, ratusan orang luka-luka, ribuan rumah rusak dan pengungsi mencapai ribuan jiwa yang tersebar di berbagai lokasi.
"Rumah yang rusak saat ini sedang diidentifikasi, di pesisir ada 29 ribu jiwa, kalau satu KK (kepala keluarga) ada lima orang berarti 5.000 KK. Kalau 70 persen rusak berat berarti sudah ada 3-4 ribu rumah, itu baru perkirakan kasar, nanti policynya apakah sama dengan Sembalun yang mendapat Rp50 juta per rumah harus dihitung dulu," tambah Basuki.
Baca juga: Pemerintah percepat penanganan dampak gempa Lombok
Baca juga: OJK terus pantau perkembangan dampak gempa Lombok
Namun menurut Basuki yang sudah meninjau langsung ke lokasi, tidak ada infrastruktur umum yang rusak parah di lokasi.
"Ada beberapa jembatan yang bukan putus tapi agak bergeser dan harus kita perbaiki, kemudian air juga sangat sulit. Kami mulai mengebor, ada beberapa sumur bor yang ada kita sudah manfaatkan. Kemudian sanitasi sudah mulai dikirim, tadi sore dikirim dari bali dan Surabaya. Besok Pak Panglima TNI dan Kapolri akan ke sana jadi kami akan menyiapkan semua alat beratnya," tambah Basuki.
Sejumlah alat berat menurut Basuki juga sudah mulai didatangkan ke lokasi gempa.
"Eskavator sudah mulai datang kesana, kemudian saya juga sudah memanggil beberapa kontraktor di NTB, kami (akan) pinjam termasuk dump truk dan eskavator yang ada di sana, BUMN juga ada di sana yaitu Hutama Karya dan Nindya Karya yang sedang mengerjakan bendungan, bandara dan jalan," jelas Basuki.
Menurut data BNPB korban meninggal dunia paling banyak terdapat di Kabupaten Lombok Utara karena wilayah inilah yang parah terkena dampak gempa.
Dari 105 orang meningggal dunia akibat gempa, terdapat di Kabupaten Lombok Utara 78 orang, Lombok Barat 16 orang, Kota Mataram 4 orang, Lombok Timur 3 orang, Lombok Tengah 2 orang, dan Kota Denpasar 2 orang. Sebagian besar korban meninggal akibat tertimpa bangunan yang roboh.
Upaya evakuasi, penyelamatan dan pertolongan kepada korban terus dilakukan oleh Tim SAR gabungan dari Basarnas, TNI, Polri dan relawan.
Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Desi Purnamawati
Copyright © ANTARA 2018