“Industri otomotif kan berkembang terus..."

Cilegon (ANTARA News) - Kementerian Perindustrian menilai produk baja yang dihasilkan PT Krakatau Nippon Steel Sumikin (KNSS) akan mampu mensubtitusi impor baja untuk bahan baku produksi industri otomotif di Indonesia.

“Industri otomotif kan berkembang terus. Kebutuhan bajanya juga akan semakin meningkat. Kalau subtitusi impor ini terus berjalan kan bagus,” kata Dirjen Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronika Kemenperin Harjanto di Cilegon, Banten, Selasa.

Saat ini, kata dia, seluruh baja - yang dibutuhkan industri otomotif sebanyak 700-800 ribu ton untuk memproduksi mobil sebanyak 1,1 juta unit - masih diimpor.

KNSS akan memproduksi Cold Rolled Steel (CRC) dan Galvanized Steel dengan kapasitas 480 ribu ton per tahun, diharapkan mampu memenuhi kebutuhan sektor otomotif dan industri komponen untuk produk CRC dan Galvanized Steel yang sebelumnya diimpor.

“Kalau misalnya harganya 1.000 dolar AS per ton, bisa dihitung total impor yang dihemat berapa,” ujar Harjanto.

Harjanto menambakan, pada neraca perdagangan Indonesia porsi impor menempati 70 persen bahan baku, 20 persen barang modal, dan 10 persen barang konsumsi.

Untuk itu, Kemenperin berupaya terus mengurangi jumlah impor bahan baku dengan cara membangun industrinya di dalam negeri.

Menurut data USDFS, produk baja yang paling banyak digunakan di sektor otomotif adalah HRC (Hot Rolled Steel Coil), CRC (Cold Rolled Steel Coil), dan Galvanized Steel.

Data impor menunjukkan nilai impor CRC dan BjLS di 2017 mencapai 600 ribu ton dan mencapai 406 juta dolar AS, yang turut mengakibatkan defisit perdagangan Indonesia.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2018