PBB, New York, (Antara/Xinhua-OANA) - PBB terus mendorong semua pemerintah agar mendukung kesepakatan nuklir Iran, kata seorang juru bicara PBB pada Senin (6/8), setelah Washington berikrar akan memberlakukan lagi sanksi atas Iran yang dicabut berdasarkan kesepakatan tersebut.
Farhan Haq, Wakil Juru Bicara PBB, mengatakan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres terus memandang Rencana Aksi Menyeluruh Gabungan (JCPOA) mengenai kesepakatan nuklir Iran sebagai prestasi diplomatik bagi semua pemerintah, sebagaimana dilakukannya ketika sanksi dipertimbangkan.
Meskipun ada kecaman global, Washington pada Mei mengatakan AS akan memberlakukan lagi sanksi keras terhadap Teheran, ketika Washington mengumumkan akan keluar dari kesepakatan banyak pihak 2015 tersebut. Washington juga menetapkan dua masa 90 hari dan 180 hari bagi kegiatan bisnis di atau yang melibatkan Iran.
Pada Senin, hari terakhir dari masa 90 hari, Gedung Putih berikrar akan memberlakukan lagi dan memberlakukan secara penuh sanksi atas Iran yang dicabut berdasarkan kesepakatan nuklir Iran.
Babak pertama sanksi, yang direncanakan berlaku pada pukul 12.01 waktu setempat Selasa (11.01 WIB), dengan sasaran pembelian oleh Iran atas mata uang AS, perdagangan emas dan logam mulia lain, serta penggunaan grafit, alumunium, logam, batu bara dan perangkat lunak yang digunakan dalam proses industri.
Sanksi tersebut juga akan mempengaruhi transaksi yang berkaitan dengan rial Iran, dikeluarkannya utang luar negeri dan sektor otomotif negeri itu.
Babak berikutnya sanksi, yang akan diberlakukan pada 5 November, akan ditujukan pada sektor pelabuhan, energi, pelayaran dan pembuatan kapal Iran, tranksaksinya yang berkaitan dengan minyak, dan kesepakatan bisnis oleh lembaga keuangan asing dengan Bank Sentral Iran.
Sebagai reaksi atas keprihatinan mengenai kemungkinan dampak kemanusiaan dari sanksi itu, Haq --sebagaimana dikutip Xinhua, yang dipantau Antara di Jakarta, Selasa siang-- mengatakan, "Kita harus melihat apa dampak dari tindakan ini." Juru bicara tersebut juga menegaskan, "Tak peduli langkah yang akan dilakukan, penting bahwa Iran dan pihak lain mematuhi ketentuan dalam JCPOA."
Ia menambahkan kesepakatan itu adalah cara terbaik untuk menyelesaikan situasi khusus tersebut, "jadi kami akan mendorong semua pihak agar melakukan apa yang bisa mereka kerjakan untuk mendukung kesepakatan itu".
Setelah pengumuman Gedung Putih tersebut, Presiden Iran Hassan Rouhani pada Senin mengatakan rakyat Iran akan membuat Amerika Serikat menyesal karena memberlakukan kembali sanksi itu.
Rouhani juga mengatakan Pemerintah AS "tak bisa dipercaya bagi perundingan apapun", setelah penarikan dirinya dari kesepakatan nuklir Iran.
Editing by Chaidar Abdullah (Uu.C003)
(T.C003/A/C003/C003) 07-08-2018 12:52:46
Pewarta: Antara/Xinhua-OANA
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2018