Surabaya (ANTARA News) - Tiga atlet putri asal Pengcab Perpani Surabaya, Lilies Handayani, Lilies Herliarti dan Dellie Threesyadinda, sukses merebut medali perak saat tampil pada kejuaraan dunia panahan di Douver, Inggris, pada 31 Juli hingga 5 Agustus 2007. Rombongan atlet Perpani Surabaya yang mewakili Indonesia itu tiba di Bandara Internasional Juanda Surabaya, Jumat malam, dengan disambut langsung oleh Sekretaris Umum KONI Jatim Eddy Indrayana dan Sekum KONI Surabaya Heroe Poernomohadi. Selain tim putri, ikut dalam rombongan tersebut tiga pemanah putra Jatim, yakni Hendra Setiawan, IGNP Praditya Jati dan Kuswantoro yang pada kejuaraan sama menempati posisi keempat. Manajer Tim Denny Trisyanto kepada wartawan mengatakan tim putri gagal merebut medali emas nomor "compound", setelah di babak final kalah dari tim Venezuela dengan skor 216-221. "Tim putri lolos ke final dengan mengalahkan tim Turki melalui pertarungan ketat dengan skor sangat tipis 206 lawan 201," ujarnya. Sementara tim putra gagal melangkah ke partai puncak karena kalah tipis 224-225 atas tim Amerika Serikat di semifinal. Pada perebutan medali perunggu, Hendra Setiawan dkk kalah dari tim Swiss, bahkan sempat terkena pinalti. "Hasil yang dicapai tahun ini lebih baik dibanding 2006. Tahun lalu, tim putri hanya berada di peringkat kelima dan tim putra di peringkat ketujuh. Bahkan, terohen medali perak ini sejajar dengan hasil yang dicapai trio srikandi Indonesia pada Olimpiade tahun 1988 di Seoul Korea Selatan," tambah Denny. Lilies Handayani pada kesempatan sama mengakui persaingan merebut medali pada kejuaraan dunia kali ini jauh lebih ketat dan berat dibanding sebelumnya. "Kualitas pemanah dari negara lain sangat bagus, bahkan bisa dibilang hampir merata. Kami tentu bersyukur bisa merebut posisi kedua," ujar Lilies yang menjadi salah satu trio srikandi Indonesia peraih perak di Olimpiade 1988. Ia menambahkan, prestasi yang diraih pada kejuaraan dunia itu, diharapkan bisa memacu atlet Surabaya dan Jatim, bahkan Indonesia untuk berjaya di nomor "Recurve".(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007