Minahasa Tenggara (ANTARA News) - Pemerintah Kabupaten Minahasa Tenggara mensinyalir ada oknum aparatur sipil negara (ASN) yang memanipulasi kehadiran pada alat perekam sidik jari atau `fingerprint`.

"Kami sinyalir ada yang memanipulasi kehadirannya pada fingerprint. Dan itu sudah menjadi temuan dari Badan Pemeriksa Keuangan atau BPK," kata Asisten Sekretaris Daerah (Sekda) Minahasa Tenggara Bidang Administrasi Umum dan Keuangan Piether Owu, di Ratahan, Senin.

Dia menuturkan, ada ASN yang data dalam alat perekaman tersebut tidak sesuai dengan sidik jarinya.

"Jadi bisa saja ada orang lain yang mengambil daftar hadirnya, meski yang bersangkutan tidak masuk kantor atau terlambat," ujarnya.

Lebih lanjut, kata Piether, pihaknya akan mengambil tindakan tegas bagi para ASN yang kedapatan melakukan manipulasi terhadap kehadirannya.

"Pastinya kami akan tindak tegas terhadap oknum ASN yang terbukti melakukan manipulasi terhadap kehadirannya," ujarnya pula.

Menindaklanjuti temuan BPK, pihaknya akan melakukan perekaman ulang sidik jari para ASN pada masing-masing perangkat daerah.

"Secepatnya kami akan melakukan perekaman ulang terhadap sidik jari para ASN, untuk menghindari terjadi manipulasi kehadiran," katanya lagi.

Pewarta: Arthur Ignasius Karinda
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018