Jakarta (ANTARA News) - Presiden Bank Dunia Robert B. Zoellick mengatakan dua institusi pembangunan Jepang, yakni Japan International Cooperation Agency (JICA) dan Japan Bank for International Cooperation (JBIC) akan dimerger pada 2008 untuk menjelma menjadi satu lembaga bantuan bilateral terbesar di dunia. "Kontribusi Jepang diakui negara-negara berkembang berkat dua institusi pembangunan mereka, JBIC dan JICA, yang akan disatukan menjadi satu institusi tunggal tahun depan untuk menjadi satu lembaga bantuan bilateral terbesar di dunia," kata Zoellick kepada wartawan seperti dikutip dari situs resmi Bank Dunia, Jumat. Zoellick mengatakan hal itu sebelum meninggalkan negara terakhir dalam rangkaian kunjungan pertamanya sebagai Presiden Bank Dunia ke Australia, Kamboja, Vietnam, dan Jepang. Dalam kunjungannya tersebut, Zoellick bertemu dengan PM Jepang Shinzo Abe, Menlu Taro Aso, Menkeu Koji Omi, Sekretaris Kabinet Yasuhisa Shiozaki, Presiden JICA Sadako Ogata, Gubernur JBIC Kyosuke Shinozawa, serta pengambil kebijakan lainnya. "Jepang telah memainkan peran sentral dalam ekonomi global dan merupakan kekuatan utama di IDA (International Development Assistance). Jepang selama ini juga telah menjadi mesin pertumbuhan Asia dan pengalamannya akan dapat membantu negara lainnya di kawasan Asia ataupun di dunia," kata Zoellick. Zoellick juga meminta dukungan kuat Jepang bagi IDA, sumber terbesar hibah dan pinjaman lunak bagi negara miskin, mengingat adanya penurunan anggaran bantuan IDA Jepang dalam enam tahun terakhir. Separuh pembiayaan IDA diarahkan bagi Afrika, dan sisanya diberikan bagi negara miskin di Asia Timur dan Selatan. "Tidak ada yang bisa menggantikan Jepang di IDA," katanya. Zoellick menjanjikan 2008 akan menjadi tahun penting bagi Jepang yang akan menjadi Ketua G8, dan tuan rumah bersama Tokyo International Conference on African Development (TICAD) IV dengan Bank Dunia dan Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP). (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007